Pahlawantak dikenal yang telah berjuang antara krawang-bekasi tidak bisa berjuang lagi karena mereka telah gugur. Untuk menemukan makna dalam sebuah puisi, pembaca harus membaca puisi dengan saksama dan memperhatikan banyak faktor dalam puisi tersebut. Berikutcontoh puisi kemerdekaan Indonesia untuk memperingati 17 Agustus. Dream - Tidak mudah bagi sebuah bangsa untuk meraih kemerdekaan. Butuh pengorbanan, baik nyawa maupun harta. Detik-detik meraih kemerdekaan menjadi momen paling bersejarah bagi semua bangsa, termasuk Indonesia yang memplokamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. PahlawanTak Dikenal Sepuluh tahun yang lalu, dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru buundar di dadanya Senyum bekunya berkata, kita sedang perang Dia tidak tahu bilamana ia datang Kedua tangannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, sayang . 29. PerasaanToto Sudarto Bachtiar sangat kagum kepada para pahlawan yang gugur dalam pertempuran di surabaya tanggal 10 November 1945. Mereka kebanyakan tidak dikenal dan dalam usia yang sangat muda. Karena kagumnya kepada para pahlawan pejuang kemardekaan itu, maka mereka disebut kata "sayang". Nada lain adalah nada protes atau kritik sosial. Qlp59kz. PAHLAWAN TAK DIKENAL Oleh Toto Sudarto Bachtiar 1. Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lengannya memeluk senapang Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata aku sangat muda PAHLAWAN TAK DIKENAL A. Jenis Puisi Puisi “PAHLAWAN TAK DIKENAL” karangan Toto Sudarto Bachtiar merupakan puisi periode 1953 – 1961. Puisi yang ditulis Toto Sudarto Bachtiar ini termasuk puisi diafan. Kata dan kalimat yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca, sehingga pembaca lebih mudah menangkap inti sari atau isi puisi PAHLWAN TAK DIKENAL ini. Untuk diketahui, Toto Sudarto Bachtiar dalam menyusun puisi ini memudahkan pembaca memahami bahkan mengambil makna yang terkandung dalam puisi ini. Puisi “PAHLAWAN TAK DIKENAL” selain merupakan jenis puisi diafan juga merupakan jenis puisi ide. Hal itu dapat dilihat dari adanya ide atau gagasan yang dibawa oleh Toto Sudarto Bachtiar dalam menulis puisi ini. Dengan membaca puisi ini pembaca akan dapat mengetahui bahwa puisi ini mempunyai ide atau gagasan yang mendasari penyusunanya. Ide yang ingin disampaikan pengarang lewat puisi ini adalah kecintaan terhadap tanah air. Kita sebagai warga negara harus dapat berpikir untuk dapat memberikan yang terbaik demi kemerdekaan atau kemajuan negeri tercinta Indonesia. B. Diksi Puisi karangan Toto Sudarto Bachtiar ini sangat enak dibaca dan dipahami. Bahasa yang dipakai pengarang untuk menuangkan pikiran dan idenya sangat indah. Hal itu dapat kita lihat ketika membaca judul dari puisi ini “PAHLAWAN TAK DIKENAL”, ketika pembaca mulai membaca dan memahami dari judul saja, pembaca akan merasa tertarik untuk melanjutkan pembacaanya. Puisi ini juga tergolong ringan dalam artian pembaca tidak perlu pusing untuk memahami isi dari puisi karangan Toto Sudarto Bachtiar ini. Ketika pembaca melihat dan membaca puisi ini, pembaca akan menangkap bahwa puisi ini termasuk puisi perjuangan khususnya untuk mengenang peristiwa sejarah yakni 10 November. Dalam bait pertama Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Jelas bahwa pemakaian bahasa yang digunakan Toto Sudarto Bachtiar sangat indah, lugas, dan menarik. Dari contoh bait pertama, pembaca dapat merasakan bahasa-bahasa yang dipilih atau pilihan katanya mudah dipahami dan menutun pembaca untuk segera menyelesaikan pembacaanya sampai bait terakhir. Dalam puisi ini tidak ada kata, frasa, kalimat yang susah dipahami. Selain itu puisi ini juga ditulis dengan bahasa baku sehingga menambah mudah dalam pemahamanya. C. Tipografi Secara garis besar atau keseluruhan puisi karya Toto Sudarto Bachtiar ini terdapat 5 bait yang masing-masing bait terdiri atas 4 baris. Toto Sudarto Bachtiar sangat konsisten dalam menyusun kalimat tiap-tiap bait. Tiap baris dalam paisi ini terdiri atas 4 –9 kata yang strukturnya sangat konsisten. Toto Sudarto Bachtiar juga sangat konsisten dalam penggunaan huruf kapital. Dapat dilihat dalam puisi tersebut pengarang menggunakan huruf kapital pada setiap awal baris pada seluruh puisi. Hal ini menunjukan bahwa Toto Sudarto Bachtiar sangat teguh dan konsisten dalam penggunan jumlah baris, bait bahkan pemakaian huruf kapital dalam menulis judul puisi ini, semua menggunakan huruf kapital untuk memudahkan pembaca dalam pembacaanya. Hal ini juga dimaksudkan agar pembaca dapat dengan jelas memahami judul puisi ini. Bait pertama dst. Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur sayang, Sebuah lubang peluru besar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Terlihat bahwa pengarang konsisten sekali dalam hal tipografi. Pengarang memakai penulisan urut dari samping kiri, hal ini juga sama dengan bait-bait berikutnya. Tipografi yang menonjol lainnya yakni pemisahan antar bait, pengarang menyusun karya ini dengan menulis 4 baris 4 baris pada tiap–tiap bait. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak merasa jenuh dan memudahkan dalam pembacaanya. Sekilas kita lihat puisi karya Toto Sudarto Bachtiar ini sangat rapi dikarenakan tipoografinya sangat konsisten dan pembaca merasa mudah dan tertarik untuk membacanya. D. Tata konkrit Dalam bait pertama Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur sayang, Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang • Kita perhatikan baris kedua, diakhir baris kedua terdapat tanda , koma. Tanda ini seakan-akan mempertegas dan memudahkan pembaca dalam memahami pembacaanya. Tanda koma ini menekankan bahwa baris pertama dan kedua terdapat hubungan isi, dapat dituliskan sepuluh tahun yang lalu dia terbaring/tetapi bukan tidur sayang, sebuah lubang peluru bundar di dadanya. Dapat dipahami pengarang meletakan tanda koma diakhir baris kedua agar pembaca dapat dengan mudah menarik makna bahwa seorang pahlawan yang diceritakan dalam puisi ini sudah meninggal. • Pada baris keempat tanda koma terletak diantara dua klausa “senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang”. Mempertegas bahwa seakan-akan pahlawan yang sudah tiada tersebut ingin mengungkapkan perasaanya, kita sedang perang. Dalam bait kedua Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lenganya memeluk senapang Dia tidak tahu untuk sapa dia datang Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang • Kita perhatikan pada baris keempat, tanda koma terletak diantara dua klausa ”kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang”. Tanda ini juga bersifat menekankan dan memperjelas bahwa pahlawan tersebut sudah meninggal. Terlebih ada klausa yang diulang dari bait pertama baris kedua ke bait kedua baris keempat. Unsur penekanan yang diwakili oleh tanda koma ini dimaksudkan oleh pengasrang agar pembaca dapat memahami dengan mudah makna atau isi puisi ini, khususnya bait pertama dan kedua. Dalam bait keempat Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tetapi yang nampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya • Baris pertama, hari itu 10 November, hujanpun mulai turun. Tanda koma yang terdapat pada baris pertama ini mengisyartkan bahwa pahlawan yang dimaksudkan pengarang dikenang pada peringatan hari pahlawan 10 November, tidak lupa pula tanda koma ini sangat membantu pembaca untuk memahami makna khususnya pada bait keempat baris pertama, ketika peringatan 10 November hujan turun. • Baris keempat. Mengapa terdapat tanda . titik di tengah-tengah kalimat?, tanda titik ini dipakai pengarang untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa pahlawan yang dikenang pada 10 November tersebut pahlawan yang tidak dikenal yang gugur saat perang. Dalam bait kelima Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata aku sangat muda • Untuk diketahui bait kelima sama dengan bait pertama, akan tetapi ada sedikit hal yang membedakanya yakni tanda titik dua dan klausa setelahnya. “senyum bekunya mau berkata aku sangat muda”. Mengapa Toto Sudarto Bachtiar mengulang tulisanya kembali di bait kelima dan manambahkan klausa “aku sangat muda” ? Inti sari karya ini memang termuat dalam bait pertama dan kelima. Pengarang menempatkan tanda titik dua diakhir puisinya sebelum “aku sangat muda” mengandung artian bahwa pahlawan yang gugur ketika perang, dikenang pada 10 November yang pada dasarnya pahlawan-pahlwan tersebut masih dalam usia muda. E. Makna dan Rasa Kata 1. Makna Harfiah / Horistik Ketika pembaca memulai pembacaanya tanpa memperhatikan makna yang terkandung di dalamnya, makna yang dapat diambil dari karya Toto Sudarpo Bachtiar ini adalah ada seorang pahlawan yang tidak diketahui namanya, dikarenakan dalam judul tertulis pahlawan tak dikenal. Ia sedang berbaring sepuluh tahun lamanya tetapi tidak tidur. Di dalam tubuh pahlwan tersebut terdapat lubang peluru sambil berkata ia sedang perang. Pahlawan tersebut tidak tahu kapan dia datang dan tidak tahu untuk siapa dia datang, bahkan ia pun memeluk senapan dan terbaring tetapi tidak tidur. Wajah pahlawan tersebut sunyi/sedih setengah tengadah diibaratkan menangkap sepi padang senja tanpa memperhatikan suara menderu. Pahlawan tersebut masih muda. Pada tanggal 10 November yang kebetulan saat itu hujan turun, banyak orang yang memandangnya sambil membawa karangan bunga, tetapi yang nampak wajah-wajah sendiri yansg tidak dikenal. 2. Makna Hermeunitik Makna hermeunitik adalah makna yang tekandung dalam sebuah karya. Puisi Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar ini mengandung makna/ menceritakan seorang pahlawan yang gugur saat perang. Pahlawan tersebut gugur dalam usia muda. Pengarang menggambarkan pahlawan yang gugur tersebut karena tertembak peluru yang menyarang di dadanya sambil memeluk senapan/senjata dan gugur dalam keadaan bangga senyum karena gugur di medan perang untuk membela tanah air. Pengarang juga menggambarkan bahwa pahlawan yang gugur tersebut merasakan bangga di alam sana. Hal itu ditampilkan pengarang dalam puisi ini pada bait ketiga yakni Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Walaupun pahlawan tersebut gugur dimedan perang pada usia muda, namun kebanggaan tersendiri tertanam di hati pahlawan tersebut. Ia meninggal karena perjuangan demi mempertahankan tanah air. Karena cintanya kepada tanah air, pada tanggal 10 November atau hari pahlawan, banyak peziarah membawa karangan bunga untuk mengenang perjuangan yang sudah dilakukan oleh pahlawan tersebut walaupun tidak bisa mengenal nama satu per satu. 3. Rasa Kata Pengarang dalam menuangkan idenya lewat kata, kalimat sangat indah dan bersifat denotatif. Denotatif dalam artian makna sebenarnya. Pembaca tidak perlu kesulitan untuk mengartikan satu per satu kata yang dipilih oleh pengarang dalam karya ini. Walaupun bersifat donotatif akan tetapi rasa indah yang dimiliki oleh puisi ini sangatlah terasa. F. Nada dan Suasana 1. Nada Dalam karya Toto Sudarto Bachtiar ini, nada sajak sangatlah bait pertama pengarang mengakhiri tiap-tiap kalimat dengan sajak yang sama yakni ng, walaupun pada baris ketiga diakhiri dengan a, namun nada pada bait pertama masih terasa sangat indah. Pengarang memilih ng untuk mengakhiri tiap-tiap baris dimaksudkan agar pembaca semangat dan merasa senang ketika membaca puisi ini. Penggunaan tanda koma pada baris kedua dan keempat dalam bait pertama juga menambah indahnya peggunaan nada. Pada bait kedua, keempat barisnya diakhiri sajak ng atau dapat dikatakan a-a-a-a, sajak ini juga disesuaikan dengan bait pertama yang juga banyak diakhiri sajak ng. pada bait selanjutnya pengarangf tidak begitu memperhatikan nada dan sajak, namun indahnya puisi ini masih terasa karena puisi ini termasuk puisi perjuangan yang bersifat semangat. 2. Suasana Ketika pembaca menyelesaikan pembacaanya, suasana yang didapatkan adalah suasana sedih, hal ini tergambarkan melalui penggunaan kata/pilih kata oleh pengarang. Kita akan merasakan sedih karena ada pahlawan yang gugur di medan perang demi mempertahankan tanah air, meninggal dalam usisa muda dan baru pada saat hari pahlawan, pejuang trsebut dikenang. G. Imaginasi Unsur imajinatif dalam puisi ini relatif sedikit. Hal ini dikarenakan pengarang menggunakan kata-kata denotatif yang bersifat lugas. Ada beberapa kata dan kalimat juga dalam karya ini yang perlu dikaji lebih jauh. Pada bait ketiga khususnya. Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sunyi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suasana menderu Dia masih sangat muda Pada bait ini pengarang lebih imajinatif, pembaca harus dapat menarik makna yang dimaksudkan oleh pengarang. Wajah sunyi disini tidak dapat diartikan secara denotatif. Akan tetapi pembaca harus mencari makna lain yang sesuai dengan frasa tersebut. Wajah sunyi yang dimaksudkan pengarang yakni wajah seorang pahlawan yang sudah meninggal. Setengah tengadah dapat dimaknai bahwa pahlawan ini gugur dengan hati bangga karena gugur dimedan perang. Kemudian klausa “Menangkap sepi padang senja”, ini juga penggunaan imjinaitif pengarang untuk menghidupkan suasana. Dapat diartikan bahwa pahlawan yang meninggal tersebut identitasnya tidak dikenal, sehingga pengarang menggunakan klausa “menangkap sepi padang senja”. Baris berikutnya “Dunia tambah beku ditengah derap dan suasana menderu”. Penggunaan majaspun dipakai oleh pengarang untuk mengimajinasikan idenya. Penggunaan majas dimaksudkan agar pembca benar-benar dapat memasuki makna puisi ini dan dapat betapa kasihan seorang pahlawan dalam usia muda sudah gugur di medan perang. Selain dalam bait ketiga, majas juga digunakan pengarang dalam bait lain, yakni dalam bait pertama. Penggunaan “Senyum bekunya mau berkata”, bait kedua “Kedua lenganya memeluk senapang”. Puisi ini sangat indah dengan adanya penggunaan majas dalam beberapa bait. Selain penggunaan majas, ada juga hal yang membuat puisi menjadi mengesankan. Seperti kita ketahui, dengan puisinya seorang penyair bukan sekadar memberi tahu tentang sesuatu, seperti yang tertera dalam puisinya, melaikan ingin mengajak pembaca merasakan seperti yang dirasakanya. Pengimajian tersebut dapat kita deskripsikan. • Sebuah lubang peluru bundar di dadanya citraan penglihatan, seakan-akan kita dapat melihat, terbayang dalam angan-angan • Kedua lenganya memeluk senapang citraan penglihatan • Wajah sunyi setengah tengadah citraan penglihatan • Menangkap sepi padang senja citraan perabaan • Dunia tambah beku di tengah derap dan suasana menderu citraan perabaan H. Ketidaklangsungan ekspresi puisi Penyair atau sastrawan umumnya sering dikatakan memiliki “bahasa sendiri” yang lain dari bahasa umum. Penilaian itu timbul karena sering dijumpai kata-kata yang tidak biasa digunakan pada umumnya. Dalam puisi PAHLAWAN TAK DIKENAL karya Toto Sudarto Bachtiar ini terdapat beberapa penyimpangan bahasa baik berupa penggantian arti, penyimpangan arti, ataupun penciptaan arti dan hal ini biasa disebut dengan ketidaklangsungan ekspresi puisi. 1. Penggantian Arti Dalam puisi PAHLAWAN TAK DIKENAL ini, terdapat beberapa kata yang mengalami penggantian arti. Penggantian arti tersebut dimaksudkan oleh pengarang untuk menemukan keindahan dalam sajaknya. Penggantian arti dalam puisi ini dilakukan dengan mempersamakan suatu hal dengan hal yang lain walaupun hal tersebut berlainan seperti yang terdapat dalam bait kedua. Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lenganya memelak senapang Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang Pada bait kedua baris keempat dalam puisi ini dapat kita lihat penggantian arti dari yang semula gugur atau meninggal oleh pengarang disampaikan dengan “Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang”. Begitu pula yang terjadi pada bait kelima baris pertama, gugur diperumpamakan dengan “Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring”. 2. Penyimpangan Arti Penyimpangan arti terjadi karena adanya ambiguitas, kontra diksi dan non sense. Dalam puisi PAHLAWAN TAK DIKENAL ini terdapat beberapa kata yang mengalami penyimpangan arti seperti yang terdapat pada bait ketiga. Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Dalam bait ketiga itu dapat kita lihat frasa “wajah sunyi, dan menengkap sepi”, frasa tersebut tidak mempunyai arti secara linguistik atau dapat disebut pula frasa tersebut adalah frasa yang kontradiksi. 3. Penciptaan Arti Puisi karya Toto Sudarto Bachtiar ini dalam penulisanya menggunakan persajakan yang indah. Dalam membuat persajakan yang indah dalam puisi ini, Toto SudartoBachtiar menggunakan penciptaan arti untuk mendapatkan persajakan yang indah. Sebagai contoh dapat kita lihat pada bait kedua. Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lenganya memeluk senapang Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang Pada bait kedua ini dapat kita lihat dimana pengarang ingin membuat persajakan yang sempurna yakni a-a-a-a. Oleh karena itu, dia menuliskan kata senapan menjadi senapang agar mendapat akhiran “ng” pada tiap barisnya yang pada akhirnya membuat persajakan menjadi a-a-a-a. I. Kode Sastra Puisi pahlawan tak dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar ini mengandung beberapa nilai/kode sastra. Karya ini, mengisahkan perjuangan seorang pahlawan masih muda yang gugur di medan perang. 1. Budaya Perjuangan tidak hanya bertempur di medan laga, dulu sebelum tanah air kita merdeka banyak pahlawan rela gugur untuk mempertahankan tanah air. Kita sebagai generasi penerus seharusnya dapat melanjutkan perjuangan lewat memajukan dan meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Sebagai pelajar atau mahasiswa kita dapat melanjutkan perjuangan dengan belajar giat dengan memperhatikan semangat yang dimiliki oleh pejuang-pejuang kita. 2. Bahasa Bahasa merupakan tulang punggung karya sastra. Tidak mungkin ada karya sastra jika tidak ada bahasa. Dengan demikian, semua karya sastra indonesia yang tidak mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa tersebut kecuali dalam hal-hal khusus atau yang memungkinkan tidak akan dapat dipahami oleh pembacanya. Menurut kaidah bahasa Indonesia kata pahlawan tak dilenal berarti seorang pejuang/ pahlawan yang namanya tidak diketahui. Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring. Kata terbaring disini dapat diartikan tidur, bisa di atas kasur ataupun diatas lantai. Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang. Kata senyum beku dapat diartikan senyum untuk selama-lamanya. Dapat diartikan bahwa pahlawan yang tidak dikenal meninggal dunia pada waktu perang dengan keadaan bangga Sepuluh tahun yang lalu, dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya berkata, kita sedang perang Dia tidak tahu bilamana ia datang Kedua tangannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, sayang … Toto Sudarto Bahtiar Orang yang diungkapkan dalam teks puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah seorang yang ikhlas membela bangsa, yang diisyaratkan dengan kalimat … memeluk senapan sambil tersenyum sebutir peluru di dadanya terbaring tetapi bukan tidur tahun yang lalu, dia terbaring Jawaban untuk soal tersebut adalah B. Yuk, simak pembahasan berikut ini. Puisi adalah karya sastra yang berisi ungkapan isi hati penulis. Dalam puisi terdapat irama, rima, lirik, dan ritme pada setiap lariknya. Salah satu jenis puisi adalah puisi baru. Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat dengan aturan baku pada rima, jumlah bait, irama, jumlah suku kata, dan banyaknya larik. Puisi baru dapat disebut juga puisi puisi baru adalah puisi “Aku” karya Chairil Anwar. Langkah-langkah menentukan isi dalam puisi adalah sebagai berikut. Membaca puisi dengan makna tiap kata dalam isi dalam puisi. Berdasarkan penjelasan di atas, puisi tersebut berisi tentang perjuangan pahlawan yang membela tanah air. Orang yang diungkapkan dalam teks puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah seorang yang ikhlas membela bangsa, yang diisyaratkan dengan kalimat “Matinya sambil tersenyum”Kalimat terrsebut menggambarkan keikhlasan pahlawan tersebut. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B. Kumpulan puisi pahlawan tak dikenal atau puisi bertema pahlawan, bagaimana cerita puisi dan kata kata puisi dalam bait puisi pahlawan yang di terbikan berkas berkisah tentang puisi pahlawan kemerdekaan atau tentang puisi perjuangan kemerdekaan lebih jelasnya tema puisi pahlawan tak dikenal dan makna puisi pahlawan disimak saja berikut ini kumpulan puisi pahlawan tak Pahlawan tak dikenalOleh SamtrionoLangit telah merah darah dan murka api berkobar-kobar....Sepasang mata mendelik menahan nyawanya....Dilangit telah hujan pelor siap mencabut nyawa...Bisingan bom menyambut kematian...Takut, sedih dan marah telah melekat diisi hatiku..Bangsaku masih terbelenggu imprealisme....Hanya dengan nyawa kita dapat menebus nya..Biarkanlah daging untuk menembus kemerdekaan...Aku tidak ingin dikenal masa akan datang...Aku ingin melepaskan anak cucuku dari belenggu itu...Biarkanlah darah ku mengalir dengan deras ditanahku...Puisi Pahlawan tak dikenaldarimu lahirpengukir sejarahdarimu lahirpelukis wajah duniajasa mu tak terhingganamun sering terlupaPkbr,25112017, 00 30 wibPuisi Pahlawan tak dikenalOlehKidung SunyiBerjuangKobarkan semangatHancurkan tentara penjajahRela mati, pantang menyerahMeski luka menyayat tubuhKeringat mengalirkan darahTiada kataPasrahDemiNegeri tercintaNyawa menjadi taruhanBukan untuk sebuah namaTidak demi untuk penghargaanTulus hati berkorbanPenuh keikhlasanBerperangMusuhKau taklukanDi medan perjuanganHingga lari tunggang langgangDuhai pahlawan tak dikenalJasamu begitu berartiTetap terkenangSelamanyaCibinong, 14102015Demikianlah Kumpulan puisi pahlawan tak dikenal baca juga puisi perjuangan pahlawan tak dikenal atau puisi pendek pahlawan tak dikenal yang telah diterbitkan sebelumnyaSemoga Kumpulan puisi pahlawan tak dikenal dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis prosa puisi pahlawan tak dikenal atau puisi 10 november pahlawan tak dikenal. Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” adalah salah satu puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar, seorang sastrawan terkenal dari Indonesia. Puisi ini ditulis pada tahun 1945 dan menceritakan tentang perjuangan seorang pejuang perjuangan yang tidak dikenal. Puisi ini memiliki banyak makna yang mengharukan dan berbeda yang akan kita bahas dalam artikel ini. Analisis Tema Tema utama dari puisi ini adalah kehormatan dan keberanian. Chairil Anwar menggambarkan seorang pahlawan yang tidak dikenal yang mengambil risiko, dan mengorbankan nyawanya untuk kemajuan dan kemerdekaan Indonesia. Puisi ini menegaskan bahwa pahlawan tak dikenal adalah pahlawan yang sama berharganya dengan pahlawan yang terkenal. Chairil Anwar ingin menunjukkan bahwa tidak peduli siapa yang berperang, semua orang berhak mendapatkan kehormatan dan penghargaan. Analisis Struktur Puisi ini terdiri dari 10 bait, semua yang memiliki panjang yang sama. Masing-masing bait memiliki tiga baris, dengan menggunakan rima a-b-a. Rima ini memberikan suasana yang lebih khas dan menambah daya tarik. Juga, puisi ini menggunakan banyak metafor untuk menggambarkan pahlawan yang tidak dikenal. Metafor seperti “Mata yang terus-menerus melihat ke depan” dan “Kaki yang terus bergerak maju” digunakan untuk menggambarkan keberanian dan kekuatan seorang pejuang. Analisis Irama dan Rima Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menggunakan rima a-b-a. Rima ini digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih romantis dan menarik. Irama puisi ini adalah jantung. Irama jantung membuat puisi ini lebih menyentuh dan mengharukan. Chairil Anwar menggunakan irama ini untuk memperkuat tema kehormatan dan keberanian. Irama jantung membuat puisi ini lebih menyentuh dan berkesan. Analisis Makna Puisi ini menunjukkan bahwa semua pejuang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia adalah pahlawan yang sama-sama berharga. Tidak peduli siapa yang berjuang, semua orang berhak mendapatkan penghargaan dan pengakuan. Karena itu, pahlawan tak dikenal adalah sebuah puisi yang menyentuh dan berharga. Puisi ini mengajak kita untuk menghargai para pejuang perjuangan yang tidak dikenal meskipun mereka mengorbankan nyawa mereka untuk kemerdekaan Indonesia. Analisis Simbol dan Alusi Puisi ini menggunakan banyak simbol untuk menggambarkan perjuangan para pahlawan tak dikenal. Simbol seperti mata, kaki, dan jantung digunakan untuk menggambarkan keberanian dan kekuatan para pejuang. Selain itu, puisi ini juga mengandung alusi tentang kemerdekaan Indonesia. Chairil Anwar menggunakan kata-kata seperti “Hidup yang tak terbatas” dan “Kematian yang tak bernama” untuk menunjukkan bahwa para pahlawan tak dikenal adalah pahlawan yang sama berharganya dengan pahlawan yang terkenal. Fungsi Puisi Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” ditulis oleh Chairil Anwar untuk menunjukkan bahwa semua para pejuang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia harus dihargai dan dihormati. Puisi ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai para pejuang yang tidak dikenal. Puisi ini mengajak kita untuk menghargai jasa para pejuang yang mengorbankan nyawa mereka untuk kemerdekaan Indonesia. Kesimpulan Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” adalah salah satu puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar. Puisi ini memiliki banyak makna yang mengharukan dan berbeda. Tema utama dari puisi ini adalah kehormatan dan keberanian. Puisi ini juga menggunakan banyak simbol dan alusi untuk menggambarkan para pahlawan tak dikenal. Fungsi puisi ini adalah untuk mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai para pejuang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Makna dan Arti Perbait Puisi Pahlawan Tak Dikenal’ Karya Toto Sudarto Bachtiar Pahlawan Tak Dikenal Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang… Sebuah lubang peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang… Dia tidak ingat bilamana ia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa ia datang Kemudian ia terbaring, tapi bukan untuk tidur sayang… Wajah sunyi setengah tergundah Menangkap sepi pedang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi menderu Dia masih sangat muda… Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya… Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata “aku sangat muda” Klik Tautan untuk membaca biografi singkat Toto Sudarto Bachtiar. Parafrase Puisi Pahlawan Tak Dikenal’ Untuk memahami sebuah karya sastra puisi dengan mudah, maka perlu dilakukan parafrase terhadap puisi tersebut. Berikut ini ialah parafrase untuk puisi Pahlawan Tak Dikenal’ hasil karya Toto Sudarto Bachtiar. Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi dia bukan sedang tidur, sayang… Sebuah lubang peluru berbentuk lingkaran ada di dadanya dalamSenyum bekunya diamau berkata, kita sedang perang… Dia tidak ingat bilamana kapan ia tiba ke medan perang ini Kedua lengannya memeluk memegang senapan senjata api Dia juga tidak tahu untuk siapa ia datang Kemudian ia terbaring di atas tanah, tapi bukan untuk tidur sayang… Wajahnya sunyi setengah tergundah seakan Menangkap sepi mengiris seperti pedang saat senja penduduk Dunia tambah merasa beku di tengah derap langkah orang dan bunyi perbincangannmenderu mengatakan bahwa Dia masih sangat muda… Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali mengenang memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, justru wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya… sudah Sepuluh tahun yang kemudian ia gugur terbaring Tetapi dia tidak sedang bukan tidur, sayang dia mati sebab tertembak Sebuah peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya seolah-olah mau berkata “aku mati berjuang sangat muda” Puisi di atas Pahlawan Tak Dikenal’ ditulis pada 1955. Tepat sepuluh tahun kejadian 10 November yang kemudian dikenang sebagai hari pahlawan. Bukan sebab banyak pendekar yang lahir pada 10 November, melainkan pada 10 November 1945 terjadi pertempuran sengit yang memakan korban jiwa banyak dari rakyat Indonesia di Kota Surabaya. Sebuah kejadian penting dalam tonggak sejarah bangsa Indonesia. Dalam pertempuran 10 November, rakyat Indonesia memang kalah sebab persenjataan dan tentara yang tidak terlatih menyerupai tentara penjajah. Tetapi kejadian tersebut menyampaikan eksistensi bangsa Indonesia bahwa benar-benar ingin merdeka dan siap mempertahankan kemerdekaan. Contoh Parafrase Puisi yang lain sanggup dibaca dalam beberapa artikel ini Lihat dan Baca Berikut ini makna puisi Pahlawan Tak Dikenal’ dari masing-masing bait Bait pertama Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang… Sebuah lubang peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang… Menunjukkan bahwa tokoh Pemuda Tak Dikenal’ sudah mati sebab tertembak. Terbuki dengan adanya baris ketiga yang tertulis, lubar peluru lingkaran di dadanya. Juga dibuktikan dengan adanya frasa senyum bekunya’. Beku membuktikan bahwa seseorang telah mati. Akan tetapi, tokoh Pemuda Tak Dikenal tidak sedih. Dia tersenyum. Berarti ini membuktikan bahwa ia nrimo mengorbankan jiwa raganya untuk bangsa. Sementara penggunaan kata kita’ membuktikan bahwa penyair ingin melibatkan setiap pembacanya, seluruh rakyat Indonesia dalam emosi puisi tersebut. Mengingatkan bahwa kita pernah mengalami hal semenyakitkan itu. Bait Kedua Dia tidak ingat bilamana ia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa ia datang Kemudian ia terbaring, tapi bukan untuk tidur sayang… Bait kedua puisi di atas menggambarkan bahwa ia Pemuda tiba ke medan pertempuran sudah lama. Sampai tiadak ingat. Dia tiba berperang juga tidak tahu untuk siapa. Penggunaan kata siapa’ mengindikasikan alasan kedatangannya ke medan pertempuran bukan untuk orang lain, tetapi untuk bangsa dan negaranya. Meskipun karenanya ia gugur terbaring, tetapi sebelumnya sudah memegang senapan. Berarti sedang berperang. Bait Ketiga Wajah sunyi setengah tergundah Menangkap sepi pedang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi menderu Dia masih sangat muda… Kini wajah sang cowok penuang itu sudah sepi. Tak sanggup lagi berjuang. Di agak gundah, atau bingung. Menangkap sepi ketika sudah senja. Kata senja membuktikan final perjalanan. Jadi, final usaha cowok tersebut. Selain dirinya dan senyumnya yang membeku. Orang-orang di dunia juga ikut terpaku dan terharu. Sehingga banyak pergunjingan di dunia internasional yang menyampaikan bahwa cowok pejuang itu masih sangat muda ketika gugur. Bait Keempat Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya… Setelah tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, banyak orang yang berbondong ikut-ikutan memperingati. Kata hujan membuktikan bahwa suasana sedang sedih. Hujan identik dengan tangis. Peringatan yang dilakukan sekadar peringatan. Sekadar merangkai bunga, tetapi tidak mengenal sang pejuang yang gugur, untuk apa ia berjuang sampai gugur. Yang tampak ialah keasingan yang tak dikenal. Tidak mengenal potensi diri, tidak mengenal potensi bagi negara. Bait Kelima Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata “aku sangat muda” Bait kelimat tersebut mengindikasikan bahwa kita harus mengenangnya. Setelah sepuluh tahun kemudian puisi ditulis 1955, maka yang dimaksud ialah 1945, tahun proklamasi Indonesia sekaligus pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Dalam bait terakhir tersebut hanya’ ditulis mau berkata saya sangat muda. Baris terakhir sanggup dimaknai sebagai adanya somasi pada keadaany. Jika ditulis panjang sanggup berupa goresan pena menyerupai ini Aku masih sangat muda, sudah gugur di medan perang. Tidak mengharapkan imbalah apa atau jadi siapa. Semua yang kulakukan demi negara Ini. Jangan buat mainan, jangan mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi dahulukan kepentingan bersama. Aku rela mati sangat muda. Kita harus sanggup menjalankan dengan baik kemerdekaan Indoneisa. Kemerdekaan Indonesia harus dibayar mahal. Maka sekarang kamu tinggal mengisinya masak masih sangat muda mengalah kepada keadaan. Refleksi Puisi Penjelasan di atas ialah bahan pengetahuan puisi ditinjau dari makna keseluruhan yang diterapkan. Intinya Banyak cowok tak dikenal yang gugur di palagan 10 November di Surabaya. Jika berhenti maka kita akan jalan terus. Banyak cowok yang gugur sebab sudah angkat senjata. Kematiannya dalam usia yang sangat muda, semakin menjadi perhatian dunia. Gugurnya semakin menjadi deru perbincangan orang dunia internasional. Demikian klarifikasi mengenai makna dan arti puisi Pahlawan Tak Dikenal’. Semoga bermanfaat.

makna puisi pahlawan tak dikenal