Dalamcontoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga. Aspek dan Isi 1) Tema Kasih sayang pada orang tua 2) Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan. 3) Humor/ kelucuan MenyusunTeks Laporan Hasil Observasi dan Tugas. Pertemuan 5 Teks Anekdot ( 7 Agutus 2020 ) Merumuskan Mosi Berdasarkan Isu atau Permasalahan. Pertemuan 10 Debat (5 Februari 2021) Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan beserta Tugas. Anekdotmengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. D Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah 1. Menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Isidari teks anekdot adalah sindiran dan kritikan terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. Anekdot digunakan untuk menyampaikan suatu kritikan, tetapi cara yang yang kasar dan menyakiti. Teks teks anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena isinya yang lucu dan mengesankan. Anekdotadalah cerita pendek dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak. Dengan begitu, kritik yang disampaikan tidak menyakiti atau kasar. Anekdot biasanya mengangkat cerita tentang orang terkenal atau penting (tokoh masyarakat) berdasarkan apa yang terjadi. GRXDd2. D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda; 2. menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik. Kegiatan 1 Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur dan ciri kebahasaannya, berikutnya kamu akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu dengar atau kamu baca.. Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Berikut ini adalah teks anekdot Seorang Dosen yang juga Pejabat dengan pola penyajian naratif yang diubah dari teks aslinya yang berbentuk dialog. Dosen yang juga Menjadi Pejabat Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogah-ogahan menjawab pertanyaan Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu tidak penting. Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka-tekinya. “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin merasa jengah. Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang lain.” Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara menjadi dosen. “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain,” ungkap Tono. Udin “???” Kelas X SMAMASMKMAK 98 Tugas Untuk dapat lebih memahami bagaimana penggunaan kalimat langsung dalam anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog dan dalam bentuk narasi, lakukan kegiatan berikut ini. a Ubahlah penyajian anekdot Aksi maling Tertangkap CCTV dari bentuk dialog ke dalam bentuk narasi seperti penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. b Ubahlah penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dari bentuk narasi ke bentuk dialog seperti penyajian anekdot Aksi maling Tertangkap CCTV Judul anekdot Setelah selesai dan mendapatkan izin dari guru, tempelkan hasil kerjamu pada kegiatan 1 dan kegiatan 2 di papan tulis kelas atau di bagian lain yang memungkinkan. Lakukan saling baca karya dan bersikaplah terbuka untuk menerima masukan dari teman-temanmu. Setelah belajar menuliskan kembali anekdot, saatnya sekarang kamu belajar menulis anekdot berdasarkan pengamatan pada lingkungan atau kejadian yang menyangkut orang banyak yang mengandung kelucuan. Kamu juga bisa menyajikan anekdot tentang perilaku tokoh publik yang menurutmu perlu dikritisi. 99 Bahasa Indonesia Kegiatan 2 Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Dalam contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga. No. Aspek Isi 1 Tema Kasih sayang pada orang tua 2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan. 3 Humor kelucuan Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil 4 Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu 5 Struktur Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun. Orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan. Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah. Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Koda Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya. Kelas X SMAMASMKMAK 100 6 Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja. 7 Pola penyajian Narasi 8 Teks anekdot Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh. Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah. Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaian 101 Bahasa Indonesia Tugas Sekarang cobalah menyusun anekdotmu sendiri. Gunakan tabel yang sama dengan contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari- hari dari perilaku orang terkenal. Jangan lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari anekdot yang kamu susun. No. Aspek Isi 1 Menyusun Tema 2 Masalah yang dikritik 3 Humor kelucuan 4 Tokoh 5 Struktur Abstraksi Orientasi Krisis Reaksi Koda 6 Alur 7 Susunan Anekdot Kegiatan 3 Mempresentasikan Anekdot Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, dengan isi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depan kelas. Lakukan langkah-langkah berikut. a Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok. b Buatlah majalah dinding dua dimesi atau tiga dimensi untuk memamerkan anekdotmu. Gunakan bahan-bahan yang mudah kamu dapatkan di sekitarmu. c Lakukan pameran di halaman atau taman sekolah. d Siapkan lembar komentar untuk menampung komentar para pengunjung. Kelas X SMAMASMKMAK 102 1 Anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. 2 Isi anekdot adalah sindiran dan kritikan terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. 3 Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. 4 Struktur teks anekdot adalah abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda. 5 Ciri kebahasaan teks anekdot adalah a menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu; b menggunakan kalimat retoris; c menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat; d menggunakan kata kerja aksi; dan e menggunakan kalimat seru. Ringkasan 103 Bahasa Indonesia “ “ YANG MELONTARKAN ORANG-ORANG KRITIK BAGI KITA PADA HAKIKATNYA ADALAH PENGAWAL JIWA KITA, YANG BEKERJA TANPA BAYARAN. pejuang dan penulis dari Belanda Corrie Ten Boom Kelas X SMAMASMKMAK 104 MELESTARIK AN NIL AI KEARIFAN LOK AL MEL ALUI CERITA R AK YAT MELESTARIK AN NIL AI KEARIFAN LOK AL MEL ALUI CERITA R AK YAT Sumber Pelajaran IV Kamu pernah membaca cerita rakyat? Cerita rakyat seperti apa yang pernah kamu baca? Salah satu jenis cerita rakyat adalah hikayat. Seperti cerita rakyat lainnya, hikayat memiliki banyak nilai-nilai kehidupan. Pada pelajaran ini kamu akan belajar memahami nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat. Untuk membekali kemampuanmu, pada pelajaran ini kamu akan belajar 1 mengidentiikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat hikayat baik lisan maupun tulis; 2 mengembangkan makna isi dan nilai-nilai dalam cerita rakyat hikayat baik secara lisan maupun tertulis dalam bentuk teks eksposisi; 3 membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dengan cerpen; 4 mengembangkan cerita rakyat hikayat ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai. 105 Bahasa Indonesia Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama. Mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan maupun hikayat Mengembangkan makna isi dan nilai hikayat Membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan hikayat. Mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam hikayat. Membandingkan nilai-nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat hikayat dan cerpen. Mengembangkan hikayat ke dalam bentuk cerpen Mengidentifikasi karakteristik hikayat Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat. Mengidentifikasi nilai- nilai dan isi hikayat MELESTARIKAN NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI CERITA RAKYAT Menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen Membandingkan nilai dalam hikayat dengan dalam cerpen. Kelas X SMAMASMKMAK 106 A. Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi Hikayat MODUL BAHASA INDONESIA X TAHUN 2021/2022 Modul materi teks anekdot ini dikembangkan untuk memberikan kemudahan dalam mempelajari salah satu jenis teks yang harus diselesaikan oleh siswa kelas X. Proses pembelajaran teks anekdot dirancang untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari teks, sehingga diharapkan peserta didik dapat menulisa dan menyampaikan secara lisan teks anekdot dengan kaidah dan struktur yang sesuai. Untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, modul ini tidak berisi materi yang mendalam tentang teks anekdot. Namun, juga dilengkapo dengan lembar kerja siswa yang diharapkan akan membantu peserta didik dalam belajar mandiri untuk mewujudkan mahir dalam jaringan atau PJJ. Selain itu, sebagai pelengkap sumber belajar juga disediakan modul audiovisual dengan tautan yang dapat diakses secara mandiri. Modul ini juga dilengkapi latihan-latihan soal dan tugas yang diharapkan menjadi salah satu cara dalam pendalaman materi sebelum dilaksanakan evaluasai materi. Guna memudahkan pesertd didik dalam mempelajarai materi yang ada, modul ini juga dilengkapi dengan peta konsep, peta pembelajaran, petunjuk penggunaan, standar kompetensi, dan kegiatan pembelajaran secara terstruktur. Semoga modul singkat ini dapat mempermudah peserta didik dlam memahami materi teks anekdot dan dapat mengembangkan teks tersebut dalam ragam lisan maupun ragam tulis. terima kasih. Penulis 2 Modul Teks Anekdot Halaman sampul ............................................................................................................................. 1 Kata Pengantar ............................................................................................................................... 2 Daftar Isi.......................................................................................................................................... 3 Petunjuk Penggunaan ..................................................................................................................... 4 Bagian I Pendahuluan .................................................................................................................... 5 Bagian II Meteri Pembelajaran ..................................................................................................... 7 Bagian III Kegiatan Pembelajaran ................................................................................................. 28 Kegiatan Belajar 1 .......................................................................................................................... 28 Kegiatan Belajar 2 .......................................................................................................................... 32 Kegiatan Belajar 3 ......................................................................................................................... 42 Kegiatan Belajar 4 .......................................................................................................................... 52 Bagian IV Evaluasi Pembelajaran ................................................................................................. 58 Daftar Pustaka 3 Modul Teks Anekdot Bahan belajar ini diperuntukkan bagi peserta didik kelas X dan dikemas dalam bentuk modul pembelajaran yang terurai dalam dua bagian besar, yakni materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Untuk mendukung proses pembelajaran daring dan luring, berikut petunjuk untuk menggunakan modul ini. 1. Cara Belajar Agar seluruh proses belajar dapat mendapai hasil yang maksimal sesuai tujuan pembelajaran, peserta didik dapat mengikuti petunjuk penggunaan modul, sebagai berikut; a. Persiapkan diri untuk mengikuti seluruh proses pembelajaran. b. Tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian pada bahan ajar yang akan pelajari. c. Baca dan pahami deskripsi setiap bahan pelajaran, agar dapat diketahui apa yang harus dipelajari pada setiap pertemuan. d. Bacalah keseluruhan materi pembelajaran. Jika perlu tandai dan catat materi yang belum atau kurang dapat dipahami untuk menjadi bahan diskusi pada video conference. e. Kerjakan latihan-latihan pada setiap pertemuan untuk membantu memahami secara mendalam materi pembelajaran. f. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman, guru melalui chat, email, forum diskusi atau bertanya langsung saat video conference. g. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan untuk menunjang pemahaman dan wawasan tentang materi yang dipelajari. h. Kerjakan soal latihan/evaluasi dalam modul untuk mengukur tingkat penguasaan materi sebagai hasil pembelajaran. 2. Evaluasi Kemampuan Belajar Evaluasi dialkukan utnuk mengukur hasil belajar dalam setiap proses pembelajaran. Untuk itu, peserta didik diharapkan menyelesaikan sesuai proses yang ada di dalam modul ini. a. Setiap pertemuan atau kegiatan pembalajaran selalu diakhiri denga evaluasi singkat dan refleksi. Evaluasi ini harus dikerjakan untuk mengukur kemampuan Anda dalam memahami materi. Refleksi untuk melihat, mengingat, dan memahami secara mendalam bagian penting yang telah dipelajari. b. Jawablah setiap evaluasi yang diberikan berdasarkan petunjuk yang diberikan. c. Berikut arti tingkat penguasaan yang telah dicapai, 90 - 100 baik sekali 80-89 baik 75- 79 cukup - 74 kurang Jika tingkat penguasan kuran dari 75, sipersilahkan utuk mengulang kembali materi yang ada. d. Sebaiknya mengulang materi atau latihan yand diberikan agar dapat memahami secara mendalam materi yang diberikan. 4 Modul Teks Anekdot 1. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 2. Kompetensi Dasar Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat Mengkonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun tulis Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun tulis. 3. Deskripsi Modul ini berisi tentang materi-materi pembelajaran yang berkaitan dengan teks anekdot, yang meliputi 1 mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat, 2 mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot, 3 menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot, dan 4 menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan. Adapun ruang lingkup model terdiri dari Pendahuluan kompetensi inti, kompetensi dasar, deskripsi isi model, waktu, tujuan akhir, Kegiatan Belajar tujuan pembelajaran, uraian materi, rangkuman, latihan, dan kunci jawaban, dan Evaluasi Modul. Tujuan dari modul yaitu setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam a. Mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat 1 Mendata pokok-pokok isi teks enekdot 2 Mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot b. Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot 1 Membandingkan anekdot dengan humor, 2 Menganalisis kritik yang disampaikan dalam teks anekdot, 3 Menyimpulkan makna tersurat dalam anekdot, c. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot 1 Mengidentifikasi struktur teks anekdot, 2 Mengenal berbagai pola penyajian anekdot, 3 Menganalisis kebahasaan teks anekdot, 5 Modul Teks Anekdot d. Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan 1 Menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda, 2 Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik, 4. Waktu Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tersebut tergantung sebanyak 8 pertemuan 8 x 45 menit. 6 Modul Teks Anekdot Berikut beberapa pendapat berkaitan dengan anekdot. Kosasih 20137 berpendapat anekdot adalah cerita lucu atau menggelitik yang bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu. Kisah dalam anekdot biasanya melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual maupun terkenal. Dengan demikian, anekdot tidak semata- mata menyajikan hal yang lucu- lucu, guyonan atau humor. Akan tetapi terdapat pula tujuan lain di balik cerita lucu itu, yakni berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak. Menurut Wachidah 20041 jika dilihat dari tujuannya untuk memaparan suatu kejadian atau peristiwa yang telah lewat anekdot mirip dengan teks recount. Dananjaja 1997 11 berpendapat bahwa anekdot adalah kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada. Muthiah 201212 yang menyatakan bahwa anekdot adalah sebuah teks yang berisi pengalaman seseorang yang tidak biasa. Pengalaman yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk menghibur si pembaca. Teks Anekdot sering juga disebut dengan cerita jenaka. Teks anekdot pada umumnya terdiri atas lima bagian atau struktur generik. Lima bagian tersebut antara lain abstract, orientation, crisis, reaction, dan coda Graham dalam Rahmanadia 20102 menyatakan bahwa kata anekdot digunakan untuk memaknai kata “joke” dari bahasa Inggris yang bermakna suatu narasi atau percakapan yang lucu humorous. Wijana 1995 24 menjelaskan bahwa teks humor adalah teks atau wacana bermuatan humor untuk bersendau-gurau, menyindir, atau mengkritik secara tidak langsung segala macam kepincangan atau ketidakberesan yang tengah terjadi di masyarakat penciptanya. Sementara Husen 2001354 menyatakan bahwa anekdot digunakan untuk menamai 7 Modul Teks Anekdot lelucon atau humor dalam pengertian umum. Sedangkan, Setiawan 1990 menyatakan bahwa anekdot berisi hal-hal yang aneh dan nyeleneh dapat dijadikan humor sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berpotensi untuk dijadikan bahan lelucon. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot n didefinisikan sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teks anekdot merupakan cerita narasi ataupun percakapan yang lucu dengan berbagi tujuan, baik hanya sekadar hiburan atau sendau gurau, sindirin, atau kritik tidak langsung. Sebagai bagian dari teks naratif, anekdot dibangun oleh unsur-unsur pembangun cerita. Jika didasarkan pada unsur intrinsik cerita naratif secara umum, maka struktur teksnya terdiri dari tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang dan amanat. 1. Untuk dapat membangkitkan tawa 2. Untuk dapat membuat orang terhibur 3. Untuk mengungkap kebenaran yang lebih umum, 4. Untuk memberikan kritik secara halus, 5. Untuk melukiskan suatu karakter atau sikap dengan ringan dan singkat 1. Fiksi atau berdasar kisah nyata, lucu a menggelitik hati; 2. Bersifat lucu atau humor menimbulkan tertawa; jenaka 3. Memiliki tujuan tertentu/khusus humor n sesuatu yang lucu; 4. Bersifat menggelitik keadaan yang menggelikan hati; 5. Bersifat mengkritik atau menyindir kejenakaan; kelucuan 6. Berkaitan dengan orang penting kritik n kecaman atau tanggapan, 7. Menampilkan karakter hewan dan figur seorang manusia atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasi karya, pendapat dan sebagainya Sindir n celaan; ejekan 1. Fungsi primer Sebagai sarana ekspresi yang berhubungan dengan ketidaksukaan, ketidakpuasan, kejengkelan, kebencian, dan sebagainya. 2. Fungsi sekunder Sebagai bahan hiburan 8 Modul Teks Anekdot Berdasarkan contoh tersebut, maka teks anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu; 1. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa waktu lampau kemarin, pada suatu hari, pada suatu masa, misalnya, dia meninggalkan rumah dua hari yang lalu. 2. Menggunakan kalimat retorik atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, misalnya, Manusia itu bernapas bukan? 3. Menggunakan konjungsi kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu/temporal, seperti setelah itu, kemudian, lalu, selanjutnya, dan sebagainya, 4. Menggunakan kata kerja aksi/material, seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya; 5. menggunakan kalimat perintah imperatif sentence, misalnya Buanglah! Ambilah! 6. Menggunakan kalimat seru, misalnya “Oh, maaf” 7. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan, misalnya, “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” 8. Urutan peristiwa berdasarkan waktu alur maju, 1. Tema Tema merupakan pokok pikiran yang digunakan sebagai dasar cerita. Gagasan utama ini akan menjadi kerangka untuk membangun cerita, membentuk struktur cerita, menghubungkan persoalan/prristiwa satu dengan yang lain. Sebuah cerita dapat terfokus pada sebuah tema utama cerita utuh/well-made story atau tidak terfokus pada sebuah tema, tema bercabang-cabang slice of life story, 9 Modul Teks Anekdot 2. Alur/Plot Alur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita sehingga keseluruhan cerita membentuk urutan cerita yang logis. Alur ini biasanya terbangun dalam beberapa bagian cerita, yakni orientasi, komplikasi, klimaks dan resolusi penyelesaian. Plot atau alur yang biasa terdapat dalam cerita prosa adalah sebagai berikut ini a. Abstraksi, yaitu gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan berbagai unsur lain dalam cerita disampaikan disini. b. Orientasi pengenalan, yaitu perkenalan tokoh biasanya tokoh utama penjelasan latar dan mendetailkan tema secara keseluruhan cerita, c. Komplikasi, adalah awal mula munculnya konflik yang biasanya terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis. Bagian ini menyebabkan bagaimana sebab-akibat terjadinya konflik dari antagonis dan protagonis. d. Pencapaian Konflik, merupakan bagian konflik yang semakin berkembang dan hampir menuju puncaknya klimaks. e. Puncak Konflik Klimaks, yaitu konflik yang telah mencapai puncaknya, ketika pertentangan antarprotagonis dan antagonis dalam kondisi paling mendebarkan dan mencapai batasnya. f. Evaluasi, yaitu bagian konflik yang mulai mendapatkan pencerahan untuk menuju ke proses penyelesaian g. Resolusi Penyelesaian, merupakan penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam suatu cerita. h. Koda, adalah bagian penutup atau akhir dari keseluruhan cerita yang disajikan dalam sebuah prosa fiksi. Koda dapat berisi kesimpulan berupa amanat dari cerpen, meskipun biasanya sastra serius menghindari ini karena ingin pembacanya yang menyimpulkan amanat atau pesan dari cerpen sendiri. Terkadang koda juga dapat memuat berbagai kemungkinan-kemungkinan baru untuk celah lanjutan kisah. Berdasarkan urutan/jalinan peristiwa, alur dibedakan atas; a. Alur maju/normal progresif Rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus. Cerita bergerak dari suatu titik dan kemudian berkembang sampai klimaks dan akhir atau penyelesaian cerita tersebut. Tahapan Pengenalan→Tahapan Kemunculan Konflik→Tahapan Konflik Memuncak→Tahapan Konflik Menurun→Tahapan Penyelesaian b. Alur mundur/sorot balik regresi Rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur. Cerita dimulai dari suatu situasi yang merupakan akibat dari runtutan peristiwa sebelumnya. Penceritaan bergerak mundur mengurai setiap peristiwa yang menjadi penyebab situasi akhir tersebut. Penyelesaian→Konflik Menurun atau Antiklimaks→Konflik Memuncak atau klimaks→Kemunculan Konflik→Pengenalan c. Alur maju-mundur campuran Klimaks atau Puncak Konflik→ Kemunculan Konflik→ Pengenalan→ Antiklimaks atau Konflik Menurun→Penyelesaian Jenis alur berdasarkan kualitasnya 10 Modul Teks Anekdot a. Alur erat, yaitu alur yang memiliki hubungan erat dan padu, sehingga tidak memiliki bagian cerita yang diambil sebagian saja. Alur ini saling terikat antar satu peristiwa dengan peristiwa yang lain. b. Alur longgar, yaitu alur yang memiliki bagian cerita yang telah diuraikan sebelumnya, disebut longgar karena adanya degresi atau masukan peristiwa lain ke dalam cerita tersebut. Jenis alur berdasarkan kuantitas a. Alur tunggal, yaitu alur yang hanya memiliki satu garis pengembangan cerita. b. Alur ganda, yaitu alur yang memiliki beberapa garis pengembangan cerita. Jenis alur berdasarkan ketegangan cerita a. Alur menanjak, bila cerita dimulai dengan peristiwa biasa kemudian meningkat menjadi makin tegang. b. Alur menurun, bila cerita dimulai dengan peristiwa yang paling tegang, kemudian mengendor dan diakhiri dengan peristiwa yang biasa saja. c. Alur piramida, puncak tegangan tidak terdapat pada akhir ataupun awal cerita, tetapi pada pertengahan. 3. Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan pelaku-pelaku yang telibat dalam cerita. Tokoh-tokoh ini membawa pesan penulis kepada pembaca yang tergambar dalam berbagai peristiwa. Setiap tokoh dapat memiliki sifat dan karakter yang berbeda dalam setiap cerita atau peristiwa, dan dapat mengalami perubahan sesuai keinginan dan kebutuhan penulis. Maka, tokoh dalam cerita dibangun atas siapa tokoh tersebut nama tokoh, bagaimana ciri-ciri tokoh, dan bagaimana watak atau karakter tokoh tersebut. Penokohan berhubungan dengan cara penulis mengklasifikasikan jenis karakter atau sifat setiap tokoh yang ditampilkan penulis dalam cerita. Cara yang biasa digunakan penulis adalah a. Teknik analitik, yaitu pengenalan ciri, sifat, watak dan karakter secara langsung oleh penulis, penulis sebagai narator dalam cerita. b. Teknik dramatik, yaitu pengenalan ciri, sifat, watak dan karakter tokok secara tidak langsung. Pengenalan tokoh ini biasanya dilakukan dengan pemikiran tokoh lain, monolog tokoh tertentu, jalinan peristiwa dalam berbagai lingkungan, interaksi antartokoh dialog. c. Teknik analitik-dramatik campuran, yaitu penulis menggunakan ketua teknik tersebut untuk mengenalkan ciri, sifat, watak dan karakter tokoh. Setiap tokoh biasanya dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat atau karakter tertentu, keterlibatan tokoh dalam cerita, dan juga fungsi tokoh dalam cerita. Jenis tokoh berdasarkan sifat dan karakter a. Protagonis, yaitu tokok yang digambarkan mempunyai karakter baik, misalnya, optimistis, dermawan, jujur, penolong, bertanggung jawab dan lain-lain. b. Antagonis, yaitu tokoh yang diidentikan sebagai sosok yang mempunyai watak tidak baik/negatif, seperti kejam, curang, tidak jujur, manipulatif dan lain-lain. c. Tritagonis, yaitu karakter/tokoh yang menjadi penengah konflik antara protagonis dan antagonis. Tokoh ini tidak memihak ke tokoh protagonis atau antagonis netral d. Deuteragonis, yaitu karakter yang membantu/mendukung protagonis. e. Foil, yaitu karakter yang mendukung antagonis 11 Modul Teks Anekdot Jenis tokoh berdasarkan berdasarkan keterlibatan dalam cerita a. Tokoh utama, yaitu tokoh yang paling banyak diceritakan dan hadir dalam setiap kejadian, b. Tokoh pembantu, tokoh yang dilibatkan dan dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama, c. Tokoh figuran, yaitu tokoh yang dilibatkan dalam cerita tetapi tidak memiliki kaitan dengan tokoh utama. Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapat dibedakan sebagai berikut a. Tokoh sentral, yaitu tokoh yang memegang peran utama. b. Tokoh bawahan, yaitu tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama. 4. Latar setting Latar atau setting adalah tempat, waktu, suasana lingkungan dan keadaan sosial-budaya yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar ini dapat berupa latar faktual dan latar imajiner/khayalan. Jenis latar dapat dibedakan sebagai berikut a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita. b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita. c. Latar Suasana, adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi. Latar suasana dapat berupa suasana menegangkan, lucu, bahagia, sedih, haru ataupun duka. d. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial. 5. Sudut pandang point of view Sudut pandang point of view, yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam, yaitu a. Berperan langsung sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan. b. Hanya sebagai pihak ketiga yang berperan sebagai pengamat. Sudut pandang dilihat dari perspektif atau kacamata siapa penulis menyampaikan cerita. Terdapat beberapa sudut pandang yang digunakan. a. Sudut pandang orang pertama menyampaikan cerita seakan penulis adalah tokoh dan menggunakan kata ganti “Aku”. Sudut pandang orang pertama ini terbagi atas sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama dan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. b. Sementara sudut pandang ketiga menggunakan kacamata orang yang melihat atau menyaksikan dan menggunakan kata ganti “Dia”, “Mereka”, dsb. Sudut pandang orang ketiga ini terdiri dari sudut pandang orang ketiga pengamat dan sudut pandang orang ketiga serba tahu. 6. Amanat 12 Modul Teks Anekdot Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam cerpen yang baik tidak akan disampaikan secara langsung, namun diperlihatkan dan digambarkan melalui berbagai peristiwa dan watak tokoh yang ada. Misalnya, terdapat tokoh baik yang patut untuk dicontoh dan sebaliknya ada pula tokoh dengan watak negatif yang dapat dicatat kesalahannya agar tidak diikuti. 7. Gaya bahasa Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu cerita. Apakah bahasa yang digunakan mudah dimengerti atau justru banyak menggunakan ungkapan estetis seperti majas, dsb. Bagaimana diksi, yang merupakan pemilihan kata yang tepat atau serasi digunakan dalam suatu cerita. Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk menghasilkan suasana yang dibutuhkan dalam suatu cerita. Misalnya, gaya bahasa dramatis dapat meningkatkan imaji atau suasana yang dibutuhkan untuk peristiwa memilukan. Unsur ekstrinsik yang membangun sebuah cerita, meliputi a. Tradisi dan nilai-nilai, b. Struktur kehidupan sosial, c. Keyakinan dan pandangan hidup, d. Suasana politik, e. Lingkungan hidup, f. Agama dan lain-lain. Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Dalam sastra diartikan bahwa konflik merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama. Konflik merupkan sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertaruhan antara dua kekuatan seimbang dan menyiratkan adanya aksi balasan. Pertentangan ini dapat terjadi dalam diri satu tokoh, antara dua tokoh, antara tokoh masyarakat, dan lingkungannya. Konflik bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita. Konflik akan menimbulkan kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan dalam batin seseorang, keberanian melawan ketakutan, kejujuran melawan kecurangan, dan kekikiran melawan kedermawanan. Konflik dalam suatu cerita pasti bersumber pada kehidupan, sehingga pembaca dapat terlibat langsung secara emosional dengan apa yang terjadi dalam cerita. Pembaca bukan semata-mata sebagai penonton yang menyaksikan peristiwa demi peristiwa atau adegan demi adegan dalam cerita, melainkan dia pun dibangkitkan emosinya untuk kemudian dibawa kepada peristiwa yang terjadi. Peristiwa-peristiwa dalam cerita akan membentuk alut plot jika memunculkan konflik, yaitu masalah sensasional dan bersifat dramatik, sehingga menarik untuk diceritakan. Jika hal tersebut tidak dapat ditemui dalam kehidupan nyata, pengarang sengaja menciptakan konflik secara imajinatif dalam karyanya karena kekuatan sebuah cerita terdapat pada bagaimana seorang pengarang membawa pembacanya mengikuti konflik, memuncaknya konflik, dan berakhirnya konflik. Kemampuan pengarang untuk memilih dan membangun konflik melalui peristiwa akan sangat menentukan kadar kemenarikan, kadar suspense, cerita yang dihasilkan. Bahkan sebenarnya yang dihadapi dan menyita pembaca sewaktu membaca suatu karya naratif adalah terutama peristiwa-peristiwa konflik, konflik yang semakin memuncak, klimaks, dan kemudian penyelesaian. 13 Modul Teks Anekdot Peristiwa yang menyebabkan munculnya konflik-konflik biasanya cenderung disenangi pembaca. Bahkan sebenarnya, yang dihadapi dan menyita perhatian pembaca sewaktu membaca novel adalah peristiwa- peristiwa konflik, konflik yang semakin memuncak, klimaks, dan kemudian penyelesaian. Memang harus diakui bahwa konflik itu merupakan bagian penting dari alur suatu cerita. Jenis konflik yang biasanya dikembangkan penulis dalam cerita, adalah 1. manusia dengan manusia, 2. manusia dengan masyarakat, 3. manusia dengan alam sekitar, 4. satu ide dengan ide lain, 5. seseorang dengan kata hatinya, Konflik dapat digali melalui alur yaitu dengan tahap pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan masalah. Melalui beberapa tahapan alur tersebut, maka dapat ditemukan konflik, sehingga dengan diketahuinya konflik maka karakter tokoh juga dapat diketahui. Hal yang sama mengenai konflik juga dikemukakan oleh Stanton dalam Nurgiyantoro, 2010124 konflik dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua jenis seperti berikut ini. 1. Konflik eksternal, adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam atau mungkin dengan lingkungan manusia, maka konflik dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu ï‚§ Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya benturan antara tokoh dengan lingkungan sekitar. Misalnya konflik atau permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, kemarau panjang, dan gunung meletus. ï‚§ Konflik sosial adalah konflik yang disebabkan adanya kontak sosial antarmanusia. Misalnya percekcokkan, peperangan, atau kasus-kasus hubungan sosial lainnya. 2. Konflik internal adalah konflik kejiwaan yang terjadi dalam hati jiwa seseorang tokoh atau tokoh cerita. Konflik internal pada umumnya dialami oleh tokoh utama cerita yaitu tokoh protagonis. Hal tersebut dapat terlihat pada karya-karya yang bersudut pandang orang pertama gaya aku. Konflik terjadi akibat perbedaan yang tidak dapat diatasi antara kebutuhan individu dan kemampuan potensial. Konflik dapat diselesaikan melalui keputusan hati. Menurut Effendi dan Praja dalam Wirwan, 20097 konflik dibedakan menjadi empat katagori, yaitu 1. Approach-approach conflict, yaitu konflik-konflik psikis yang dialami oleh individu karena individu tersebut mengalami dua atau lebih motif yang positif dan sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa pergi kuliah atau menemui temannya karena sudah berjanji. 2. Approach avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami individu karena dalam waktu yang bersamaan menghadapi situasi yang mengandung motif positif dan motif negatif yang sama kuat. Misalnya, mahasiswa diangkat menjadi pegawai negeri positif di daerah terpencil negatif. 3. Avoidance-avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami individu karena menghadapi dua motif yang sama-sama negatif dan sama-sama kuat. Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka rahasia kelompoknya dan apabila ia melakukan akan mendapat ancaman dari kelompoknya. 4. Double approach avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami individu karena menghadapi dua situasi yang masing-masing mengandung motif negatif dan motif positif yang sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa harus menikah dengan orang yang tidak disukai negatif atau melanjutkan studi positif. 14 Modul Teks Anekdot Semua Presiden RI KKN Humor Gus Dur tentang Presiden Megawati KKN menghebohkan Nusantara, sejak harian Jawa Pos melalui jaringan Jawa Pos Network-nya memuat pernyataan Gus Dur di Jawa Timur bahwa presiden RI KKN, Presiden pertama hingga presiden Megawati. Abstraksi Kisahnya berawal saat Gus Dur mengisi khutbah dalam acara pernikahan putra seorang kiai di lingkungan Pondok Pesantren Pajarakan, Probolinggo, Jawa Timur, pada Agustus 2002. Gus Dur waktu itu berpidato di atas kwade pentas pengantin Jawa dan disaksikan oleh ratusan tamu undangan. Belum satu menit naik ke atas kwade, Gus Dur langsung membuat guyonan politik. Katanya, semua presiden RI itu KKN tentu yang dimaksud KKN adalah istilah untuk korupsi, kolusi dan nepotisme. Orientasi “Kok bisa?” tanya Gus Dur. “Ya, Presiden pertama Soekarno, red itu saya katakan kanan-kiri Nona. Presiden kedua Soeharto, red, juga KKN, tapi yang ini kanan-kiri nabrak, yang ketiga Habibie, red malah lebih parah lagi, kecil-kecil nekat, yang keempat Anda sudah tahu semua, yakni kanan-kiri nuntun. Dan yang terakhir yang satu ini sambil tertegun beberapa saat kayak kuda nill” dan disambut tertawa gerr sekitar 4000-an hadirin. Krisis Tertawa pun semakin berkepanjangan saat Wahid merinci, Kuda Nil itu memiliki ciri-ciri tertentu yakni bertubuh besar, senang berendam, kurang gerak dan jarang ngomong . Reaksi “Saya kira, Presiden ini Megawati ternyata KKN juga. Tetapi KKN-nya kayak kuda nil,” kata Wahid disambut tertawa dan tepuk tangan. Koda 15 Modul Teks Anekdot Obrolan Para Presiden Saking sudah bosan keliling dunia, Gus Dur mencoba mencari suasana di pesawat RI-01. Abstraksi Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur keliling dunia. Memangnya AS dan Perancis saja yangg mempunyai pesawat kepresidenan. Seperti biasa, setiap Presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. Orientasi Tidak lama Presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata, “Wah kita sedang berada di atas New York!” Presiden Indonesia Gus Dur, “Lho kok bisa tahu sih?” “Itu, patung Liberty kepegang!” jawab Clinton dengan bangganya. Tidak mau kalah Presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. “Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!” katanya dengan sombongnya. Presiden Indonesia, “Wah, kok bisa tahu juga?” “Itu, menara Eiffel kepegang!” sahut presiden Perancis tersebut. Gus Dur tidak mau kalah dengan Clinton dan Chirac, kemudian Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat “Wah, kita sedang berada di atas Tanah Abang!” teriak Gus Dur. Krisis “Lho, kok bisa tahu sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu tidak bisa melihat. “Ini, jam tangan saya hilang, ” jawab Gus Dur kalem. Reaksi Anekdot yang berkaitan dengan peristiwa yang berhubungan dengan sistem pemerintahan, pemilu, hubungan lembaga negara, dan tokoh-tokoh partai atau pemerintah. Perhatikan contoh berikut! Tiga Gus Adalah Musuh Orba Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati. Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek. Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus, dan lain-lain-tanpa menyebut diri sendiri. Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain pula pandangan pemerintah Orde Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu, terutama yang kritis terhadap kekuasaan. Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia †Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga . Tapi, kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu “Gus” lagi yang tidak disukai pemerintah . Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud . “Gusmao…,” ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana sekarang Presiden Timor Leste, pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara. 16 Modul Teks Anekdot Anekdot ini berkaitan dengan situasi sosial dan budaya satu bangsa atau lebih. Perhatikan contoh berikut! Ho Oh Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?” “Ho oh,” jawab si penjual rokok. Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. “Apa ini Jalan Sudirman?”Polisi menjawab, †Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. “Apa ini Jalan Sudirman?” Gus Dur menjawab †Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokokdijawab“Ho oh,” lalu tanya polisi dijawab“betul” dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata †Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, “Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan universitas maka jawabannya Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, “Jadi Anda ini seorang sarjana?” Dengan spontan Gus Dur menjawab, “Ho … oh!” Anekdot ini berkaitan dengan peristiwa keagamaan, kitab suci, atau ajaran-ajaran agama tertentu. Perhatikan contoh berikut! Beda NU Lama dengan NU Baru Suatu hari, di bulan Ramadhan, Gus Dur bersama seorang kiai lain kiai Asrowi pernah diundang ke kediaman mantan Presiden Soeharto untuk buka bersama. Setelah buka, kemudian sholat maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur. Soeharto “Gus Dur sampai malam di sini?” Gus Dur “Enggak Pak! Saya harus segera pergi ke tempat Soeharto “Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?” Gus Dur “Oh, iya Pak! Tapi harus ada Soeharto “Penjelasan apa?” Gus Dur “Sholat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU lama atau NU baru?” Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya. Soeharto “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?” Gus Dur ” Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 Soeharto “Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….” Gus Dur sementara diam. Soeharto “Lha kalau NU baru?” 17 Modul Teks Anekdot Gus Dur “Diskon 60% !” Hahahahahaha…. Gus Dur, Soeharto, dan orang-orang yang mendengar dialog tersebut pun tertawa. Gus Dur “Ya, jadi sholat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 Soeharto “Ya sudah, saya ikut NU baru aja, pinggang saya Anekdot yang biasanya berhubungan dengan perkembangan ekonomi suatu negara, perusahaan, perbankkan, impor-ekspor, dan lain-lain Perhatikan contoh berikut! Made In Japan, Sangat Cepat Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi, tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali menyalip taksinya. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota, made in Japan. Sangatcepat…!” Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip taksi itu. Si Jepang teriak lagi, “Aaaah Nissan, made ini Japan. Sangat Beberapa lama kemudian, taksi yang ia naiki lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat Si Jepang ini bener-bener nasionalis. Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke Si Jepang. “100 dolar, please…” “100 dolars…?! Ini tidak jauh dari “Aaaah… Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali,” kata Gus Dur menyahut Si Jepang itu. Anekdot yang berkaitan dengan pendidikan, tokoh pendidikan, perkembangan pendidikan. Perhatikan contoh berikut! Doa Mimpi Matematika Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama. Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan. Tuhan … berikan aku mimpi malam ini tentang matematika yang diujikan besok pagi Teks anekdot berdasarkan sifat kejadiaanya 1. Teks anekdot fiksi Teks anekdot yang didasarkan pada peristiwa khayal/tidak nyata, atau hanya fiktif belaka, namun mempunyai tujuan tertentu kritikan atau nasehat Perhatikan contoh berikut 18 Modul Teks Anekdot Mengendarai Keledai Terbalik Mullah Nasruddin berangkat pergi ke mesjid mengiringi murid-muridnya untuk melaksanakan shalat Jum’at. Nasruddin tahu betapa bandelnya para muridnya, karenanya ia ingin mengawasi tingkah para muridnya. Tetapi selaku guru ia merasa tidak pantas bila berada dibelakang para muridnya maka, Mullah Nasruddin mengendarai keledainya di depan para muridnya dengan menghadap ke belakang ke arah para muridnya. Murid-muridnya dengan keheranan berkata. “Mullah kau mengendarai keledai terbalik” “Tidak demikian,” jawab Mullah Nasruddin ”aku sudah menghadap ke arah yang benar, keledaikulah yang menghadap ke arah yang salah” 2. Teks anekdot non-fiksi adalah teks anekdot yang didasarkan pada kisah-kisah nyata yang dialami tokoh tertentu. Perhatikan contoh berikut! Menristek Dikalahkan Orang Madura Menteri Riset dan Teknologi atau Menristek yang kini dikenal dengan Menristek/BRIN, tak luput dari bahan lelucon Gus Dur seperti ditulis dalam buku Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman karya Marwini. Humor disampaikan Gus Dur pada AS Hikam yang saat itu kebingungan menjabat sebagai Menristek periode 1999-2001. \"Sudah pernah dengar Menegristek dikalahkan orang Madura?\" tanya Gus Dur kepada AS Hikam. \"Belum Gus,\" jawab AS Hikam. Dia pun bertanya kepada Gus Dur tentang cerita tersebut. Gus Dur kemudian bercerita, Menristek pernah datang ke sebuah pondok pesantren di Bangkalan Madura, Jawa Timur. Menristek saat itu dikatakan bangga dengan prestasi Indonesia yang bisa membuat pesawat sendiri. Bukan tidak mungkin pesawat bisa mendarat di bulan. \"Apakah saudara-saudara tidak bangga dengan prestasi anak bangsa sendiri,\" tanya Menristek kepada para santri dan warga. Namun, para santri dan warga tak menjawab. Mereka diam saja. Menristek pun heran dan mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi tak ada yang menjawab. Saat pertanyaan diulang untuk ketiga kalinya, seorang santri berbadan kurus mengangkat tangan dan menjawab, \"Kalau saya sama sekali ndak bangga Pak.\" Menristek pun terkejut. \"Sebab kan sudah ada yang bisa bikin pesawat ke bulan. Saya bangga kalau Bapak bisa buat pesawat yang ke matahari,\" sambung Santri tersebut seolah tahu keterkejutan Menegristek. Pak Menteri tersebut, cerita Gus Dur, dengan cerdas kemudian menjelaskan bahwa panas matahari berjuta-juta derajat. Tak ada logam yang kuat digunakan pesawat untuk mendarat. Jangankan mendarat, mendekat sekian juta kilometer pun besi itu akan meleleh. \"Kalau cuma itu masalahnya gampang Pak. Kalau takut pesawatnya meleleh karena panas, kan bisa berangkatnya habis Magrib tak iye. Kan sudah dak panas lagi,\" jawab santri tersebut seperti diceritakan Gus Dur kepada AS Hikam. Teks anekdot berdasarkan cara penyampaian 1. Teks anekdot lisan Meskipun sebagian besar cerita anekdot berbentuk paragraf, seringkali dijumpai teks anekdot yang berbentuk dialog seperti halnya naskah drama. Teks seperti ini biasanya dilisankan, atau diperankan dalam sebuah dramatisasi. Perhatian contoh berikut! Cara Keledai Membaca 19 Modul Teks Anekdot Suatu hari, seorang raja bernama Timur Lenk meminta Nasrudin untuk menghadapnya di istana. Nasrudin Apa yang bisa hamba perbuat untuk Tuanku Raja? Timur Lenk Aku akan menghadiahimu seekor keledai. namun dengan satu syarat. Dalam dua minggu, keledai itu harus tahu membaca. Nasrudin Hamba siap, Baginda. Dua minggu berselang, Nasrudin kembali ke istana sambil membawa sang keledai. Timur Lenk berkata pada pengawal Bawakan buku besar itu! sambil menunjuk pada sebuah buku besar di ujung ruangan . Nasrudin, sekarang tunjukkan kepadaku bahwa kau telah mengajari keledai ini cara membaca. Nasrudin menggiring keledainya untuk membaca buku tersebut Silahkan baca. Keledai hanya terdiam, tapi lidahnya terlihat membolak-balikkan setiap halaman buku sampai habis dan menatap Nasrudin seolah paham Nasrudin Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya. Timur Lenk keheranan Bagaimana cara mengajari keledai membaca? Nasrudin Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu. Timur Lenk Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya? Nasrudin Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? 2. Teks Anekdot tertulis Cerita anekdot yang ditulis dalem bentuk cerita naratif. Sehingga setiap bagian cerita terbagi dalam paragraf-paragraf singkat, dengan kaidah-kaidah penceritaan seperti halnya cerita pendek atau novel. Perhatikan contoh berikut! Nasrudin Memanah Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik sasaran dan mulai memanah. Panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, Nasrudinberteriak, Demikianlah gaya Tuan Wazir Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Nasrudin berteriak lagi, “Demikianlah gaya Tuan Walikota Nasrudin segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Kebetulan kali ini panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi, “Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah. Oleh karena itu, kita tunggu hadiah dari Paduka Teks Anekdot berdasarkan tujuannya 1. Anekdot kritik adalah teks anekdot yang memiliki maksud menyindir, mengkritik sesuatu baik pejabat atau siapapun. Perhatikan contoh berikut! Sekolah Bertaraf Internasional Suatu hari di suatu sekolah negeri antah berantah, seorang guru memberi tahu kepada murid-muridnya bahwa sekolah mereka akan menjadi sekolah SBI. Guru Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita sebentar lagi akan menjadi sekolah SBI Sekolah Bertaraf Internasional. Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan. Joni, apa yang akan kamu untuk menyambut ini? Joni Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam berbicara bahasa Inggris. 20 Modul Teks Anekdot Guru Bagus sekali. Kalau kamu, Jono! Jono Harus siap uang, Pak. Guru Lho kok uang? Jono Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini-itu. Guru Jawabanmu kok sinis sekali? Begini, kalau sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri. Jono Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional. Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata Jono dan langsung membahas materi pelajaran”. Anekdot di atas beriri kritikan atas keberadaan sekolah berstandar internasional Jono Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional. 2. Anekdot nasihat adalah teks anekdot yang bukan hanya cerita lucu, melainkan didalamnya terdapat makna nasihat yang penting dan perlu di pahami oleh sang pembaca. Perhatikan contoh berikut! Puntung Rokok Singapore termasuk salah satu Negara yang bersih, bagi siapa yang membuang sampah sembarangan bisa didenda, termasuk puntung rokok sekalipun. Suatu ketika si Jeki sedang berlibur, tapi nampaknya ia tak tahu akan adanya aturan itu, ia merokok sendirian sambil duduk di bangku. Oleh sebab rokok sudah hampir habis dibuanglah begitu saja dan persis jatuh di sisi kaki kanannya. Tampa disangka tanpa dinyana, tiba tiba datang petugas. Petugas “Tahukah Anda, bahwa Anda telah melakukan pelanggaran!” Azam “Tidak tahu, apa gerangan yang telah saya Petugas “Anda telah membuang sampah sembarangan, yaitu puntung Azam dengan sigap ia menjawab, “Oh, maaf terjatuh,” Lalu, diambilnya puntung rokok itu serta langsung dihisapnya lagi. Petugas ??!!!! Anekdot di atas berisi nasihat untuk menjaga kebersihan Singapore termasuk salah satu Negara yang bersih, bagi siapa yang membuang sampah sembarangan bisa didenda, termasuk puntung rokok sekalipun. 3. Anekdot hiburan Anekdot hiburan bersifat lucu dan menghibur, dan tidak bersifat menyindir/menyinggung. Perhatikan contoh berikut! 21 Modul Teks Anekdot Jenis Anekdot berdasarkan bentuk A. Anekdot berbentuk artikel Anekdot artikel umumnya berbentuk formasi naratif, dalam teks anekdot tersebut, ceritanya memiliki kejelasan baik tokoh, alur, peristiwa dan juga latar belakang. Karena itu jenis anekdot ini juga menceritakan tentang sesuatu hal atau tokoh faktual. Perhatikan contoh berikut! Ikan Curian Gusdur Jadi Halal Gus Dur menjadi santri di Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam Ponpes Salaf API Tegalrejo, Magelang, antara 1957- 1959. Gus Dur bersama beberapa teman-temannya merancang skenario pencurian ikan di kolam milik Sang Guru, Kiai Haji Chudlori. Waktu itu, Gus Dur menyuruh teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam sementara Gus Dur mengawasi di pinggir kolam,” Gus Dur tak ikut masuk ke kolam dengan dalih mengawasi jika sewaktu-waktu KH Chudlori keluar dan melewati kolam. Tak lama kemudian, lanjut dia, KH Chudlori yang setiap pukul WIB selalu keluar rumah untuk menuaikan shalat malam di masjid melintas di dekat kolam. Seketika itu juga, teman-teman Gus Dur yang sedang asyik mengambil ikan langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian. Gus Dur kepada KH Chudlori , kalau tadi ikan milik kiai telah dicuri dan Gus Dur mengaku berhasil mengusir para pencuri itu, ikan hasil curiannya berhasil Gus Dur selamatkan. Atas “jerih-payah” Gus Dur itu, KH Chudlori menghadiahkan ikan tersebut kepada Gus Dur supaya dimasak di kamar bersama teman- temannya. Akhir kata, ikan itu akhirnya dinikmati Gus Dur bersama teman-teman bengalnya. Jelas Gus Dur mendapat protes keras dari teman-temannya yang disuruhnya mencuri tadi. Namun bukan Gus Dur namanya jika tak bisa berdalih, yang lebih penting adalah hasilnya. “Wong awakmu yo melu mangan iwake. Lagian, iwake saiki wis halal wong uwis entuk izin seko kyai. Kamu juga ikut makan ikannya. Lagi pula, ikan curian tersebut sudah halal, karena telah mendapat izin dari kiai-red B. Anekdot berbentuk cerpen Anekdot cerpen biasanya menceritakan sesuatu hal yang lugas. Hal tersebut berarti bahwa cerita yang disajikan umumnya tidak berbelit-belit dan cepat. Karena disampaikan dalam bentuk yang luas, maka pembaca atau pendengarnya pun akan lebih cepat mengerti dari sisi lelucon yang ada pada cerita tersebut. Sehingga tidak heran jika anekdot jenis cerpen ini terlihat lebih singkat. Perhatikan contoh berikut! Jarak Tuhan dengan Hamba Yang paling jauh dengan Tuhannya adalah a. Agama Islam, karena selalu mengucapkan ‘Allahu Akbar’ dengan suara kencang, b. Agama Hindu panggil Tuhannya ‘o….mm’ dengan suara pelan, 22 Modul Teks Anekdot c. Agama Kristen memangil Tuhannya ‘Bapak dan Bunda’ dengan suara terisak C. Anekdot dalam bentuk teks dialog Anekdot dialog merupakan anekdot yang tersusun dalam rangkaian dialog seperti halnya dalam naskah cerita drama. Teks anekdot berupa teks dialog biasanya dalam format anekdot dramatik yang memiliki petunjuk lakuan. Perhatikan contoh berikut! Ilmuwan Indonesia Hebat Alkisah di tahun 2100 diadakan perlombaan pengetahuan ilmiah tingkat dunia di Jenewa. Tahap seleksi awal dilakukan tanya jawab oleh panitia penyelenggara. Berikut cuplikan tanya jawab tersebut. Peserta pertama dari Amerika dipanggil Panitia Panitia Coba ceritakan siapa itu Galileo Galilei? Si Amerika Fisikawan Italia zaman Reinaissance, penyempurna teleskop yang bisa mengamati bintang dan pendukung teori Copernicus. Panitia Kalo James Watt? Si Amerika Ilmuwan Skotlandia penemu mesin uap modern yang memicu revolusi industri, nama belakangnya dipakai sebagai satuan daya saat ini. Panitia Ok. Good. Proceed.... Peserta kedua dari Cina dipanggil panitia Panitia Coba ceritakan siapa itu Archimedes? Orang Cina Filsuf Yunani Kuno. Penemu cara kerja tuas, sistem katrol, menyempurnakan nilai pi, dan kutipannya yang paling terkenal ‘Uereka, Uereka!!’. Panitia Well. Good enough, bagaimana dengan Guglielmo Marconi? Orang Cina Ilmuwan asal Italia pemenang nobel dan penemu sistem telegrafi tanpa kabel yang kemudian dikembangkan menjadi radio. Panitia Ok. Fine. Proceed..... Tibalah peserta ketiga dari Indonesia dipanggil Panitia Panitia Coba ceritakan siapa itu Albert Enstein? Orang Indonesia orang Indonesia itu berpikir sebentar Em... tidak tahu tuh.... Panitia heran Kalo Sir Isaac Newton siapa? Orang Indonesia berpikir lagi Eu, ...tidak tahu juga.... Panitia semakin heran dengan kebodohan peserta itu Ok, gimana dengan Thomas Alva Edison. Tahu, dong? Orang Indonesia malah jengkel Ndak, tahu! Panitia juga hilang kesabarannya Huh, kamu tidak tahu siapa itu Enstein, Newton, Edison tapi kamu nekat mau ikut perlombaan tingkat dunia seperti ini? Tidak salah, tuh? Sinis Orang Indonesia menghardik Oh, ya? Sekarang saya balik bertanya sama Ente. Tahu tidak si Urip, si Raharjo, si Suprapto itu siapa? Panitia Tidak tahu. Emang siapa mereka? Orang Indonesia Nah, itulah....! Masing-masing orang punya kenalan sendiri-sendiri! Jangan paksa saya mengenal orang-orang yang Anda sebutkan tadi itu! Emang gue pikirin. 23 Modul Teks Anekdot Hallo Abdurrahman Saleh sudah Mendarat di Airport Abdurahman Wahid Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan regular dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang. Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU. Ketika rombongan sudah siap berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melaporkan pada posko melalui handy talky. “Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor Abdurrahman Saleh sudah mendarat di Airport Abdurrahman Wahid!” Analisis unsur intrinsik teks di atas, sebagai berikut; Aspek Tema Isi Tema Kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid Gud Dur ke Malang Masalah yang Anggota Banser salah menyebut nama Presiden. dikritik Humor Anggota banser menyebut nama presiden dengan nama bandara, Abdurahman Wahid dengan Abdurrahman Saleh Penokohan Nama Tokoh Ahdurrahman Wahid , Sukarton Marmosujono, Banse NU. Ciri tokoh Ahdurrahman Wahid Presiden, Sukarton Marmosujono Jaksa Agung, Banse NU. Jenis Tokoh Andurrahman Wahid tokoh utama, tokoh proragonis, tokoh sentral; Sukarton Marmosujono tokoh figuran, tokoh deuteragonis, tokoh bawahan, Anggota Banser NU tokoh utama, tokoh antagonis, tokoh sentral Cara Penceritaan Analitik Alur alur maju lihat pada analisis struktur, alur tunggal, alur erat, dan alur menanjak Latar Tempat - Malang, Bandara Abdurrahman Saleh, Selorejo, Posko Banser dan Jakarta Bandara Halim Perdanakusuma Waktu - Beberapa tahun lalu saat kunjungan Abdurrahman Wahid ke Malang. Suasana - penuh canda Sudut Pandang Orang ketiga serba tahu Amanat Berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu yang penting. Gaya Bahasa Pola penyajian Naratif Keunikan teks Struktur tidak lengkap sebagai teks anekdot, 24 Modul Teks Anekdot Analisis kebahasaan teks di atas sebagai berikut; Aspek Kebahasaan Aspek dalam teks Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. peristiwa masa lampau, Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” Konjungsi waktu Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. Kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan kalimat seru “Oh, Ralat Bohong Sebuah surat kabar terkemuka terbitan Jakarta menurunkan headline dengan judul besar di halaman depan, ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’. Tentu saja keesokan harinya sang pemimpin redaksi dipanggil menghadap ke Departemen Penerangan dan ke Mabes ABRI di Cilangkap. Si pemimpin redaksi dimaki-maki dan diminta segera meralat beritanya. Bila tidak SIUPP-nya bakal dicabut. Maka keesokan harinya dimuatlah ralat berita sehari sebelumnya. Berikut ralatnya secara lengkap “Dengan ini kami meralat headline kemarin yang berjudul ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’ yang ternyata sama sekali tidak benar. Yang benar adalah ‘50% PEJABAT TINGGI KITA BUKAN KORUPTOR DAN BUKAN PENJAHAT’. Dengan demikian headline yang kami turunkan dianggap tidak pernah 25 Modul Teks Anekdot Analisis struktur teks anekdot di atas adalah sebagai berikut; Bagian teks Struktur Sebuah surat kabar terkemuka terbitan Jakarta menurunkan headline dengan judul besar di Astraksi halaman depan, ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’. Tentu saja keesokan harinya sang pemimpin redaksi dipanggil menghadap ke Departemen Orientasi Penerangan dan ke Mabes ABRI di Cilangkap. Si pemimpin redaksi dimaki-maki dan diminta segera meralat beritanya. Bila tidak SIUPP-nya bakal Krisis dicabut Maka keesokan harinya dimuatlah ralat berita sehari sebelumnya. Berikut ralatnya secara lengkap Reaksi “Dengan ini kami meralat headline kemarin yang berjudul ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’ yang ternyata sama sekali tidak benar. Yang benar adalah ‘50% PEJABAT TINGGI KITA BUKAN KORUPTOR DAN BUKAN PENJAHAT’. Dengan demikian headline yang kami turunkan dianggap tidak pernah KodaPresiden dan Koda Burung Beo Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa teks anekdot merupakan cerita lucu yang melibatkan tokoh atau orang yang bersifat faktual. Tujuannya adalah untuk memberikan suatu pembelajaran, walaupun tokoh dalam teks ini terkadang diambil dari figure public atau orang ternama, belum tentu kejadian dalam teks berdasarkan kenyataan. Sama halnya dengan karya tulis lainnya, teks anekdot tentunya juga memiliki langkah-langkah utama dalam menyusun teks menjadi sebuah karya yang baik, sehingga menarik untuk dibaca. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun teks anekdot, antara lain 1. Menentukan topik sebagai masalah yang akan disorot Gagasan atau topik sanat penting untuk ditentukan terlebih dahulu agar proses penulisan fokus. Misalnya korupsi, kemiskinan, pemilu, dan lain-lain 2. Menentukan tokoh terkait Untuk mendukung topik yang akan disampaikan,tentukan tokoh yang akan menjadi peran utama dalam keseluruhan cerita. 3. Menentukan pesan atau sindiran yang akan disampaikan. Tentukan pesan apa yang akan disampaikan dalam cerita, misalnya perhatian kepada orang miskin, kejujuran dalam ulangan, atau kepedualian pada lingkungan, dan lain-lain 4. Referensi yang sesuai Untuk mendukung keseluruhan cerita, sebaiknya didukung oleh referensi yang berkaitan dengan tema. Bahan cerita bisa diperoleh dengan membaca berbagai buku, artikel, koran, majalah, baik dari media daring, maupun cetak. Sumber ini juga dapat diperoleh dari video Youtube, atau televisi. 5. Menentukan peristiwa yang menjadi latar belakang 26 Modul Teks Anekdot Peristiwa aktual akan sangat mendukung keseluruhan cerita. Maka, membaca berbagai referensi akan memudahkan penulis untuk menentukan latar cerita. 6. Membuat kerangka teks dalam bentuk rincian peristiwa dalam alur anekdot yang meliputi abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda Kerangka gagasan cerita ditulis sesuai dengan struktur teks anekdot, misalnya abstraksi Di sebuah rumah tinggal seorang kakek dengan cucunya. orientasi Kakek tersebut tiba-tiba perutnya merasa sakit, krisis Kakek merasa tidak kuat, kemudian seketika minum promag. reaksi Melihat kejadian itu, sang cucu bertanya, Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat? koda Tampak tak bersalah, kakek menjawab, “itulah okenya promag, bisa diminum kapan saja!” 7. Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita yang utuh. Judul Promag abstraksi Di sebuah rumah sedehana di sebuah bukit, hidup seorang kakek dan cucunya. orientasi Suatu hari di bulan puasa , Kakek Hasan merintih, sambil memegang perut, yang terasa melilit-lilit. krisis Kakek Hasan terlihat panik. Terlihat mencari-cari sesuatu untuk mengatasi rasa sakit di perutnya. Kakek menemukan sesuatu di meja makan, kemudian dengan panik Kakek Hasan langsung meminum obat yang dia temukan, reaksi Bejo, sang cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” koda Namun, tanpa terlihat bersalah, Kakek Hasan pun langsung menjawab, “ itulah okenya promag, bisa diminum kapan saja!\" 8. Penyuntingan Menyunting teks dilakukan dengan mengoreksi teks yang sudah dibut berdasarkan kaidah kebahasaan, tata tulis dan struktur teks. Bagian yang belum sesuai dikoreksi dan diperbaiki. Setelah perbaikan, dibaca kembali, dan diberikan judul yang menarik pada teks tersebut. Promag Di sebuah rumah sedehana di sebuah bukit, hidup seorang kakek dan cucunya. Suatu hari di bulan puasa , Kakek Hasan merintih, sambil memegang perut, yang terasa melilit-lilit. Kakek Hasan terlihat panik. Terlihat mencari-cari sesuatu untuk mengatasi rasa sakit di perutnya. Kakek menemukan sesuatu di meja makan, kemudian dengan panik Kakek Hasan langsung meminum obat yang dia temukan, Bejo, sang cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” Namun, tanpa terlihat bersalah, Kakek Hasan pun langsung menjawab, “ Itulah okenya Promag, bisa diminum kapan saja!\" 27 Modul Teks Anekdot 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu a. Mendata pokok-pokok isi teks enekdot b. Mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot 2. Uraian Materi Aktivitas Kompetensi Menyimak dan Menulis Petunjuk Kegiatan a. Cermati video pembelajaran teks anekdot terlampir! b. Berdasarkan video pembelajaran tersebut, isilah tabel di bawah ini! Pengantar Materi Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui berbagai jenis teks. Salah satu teks yang cukup menarik untuk dibaca adalah teks cerita lucu. Cerita-cerita lucu tersebut banyak berhubungan dengan cerita yang bersifat rekaan. Namun, ada juga cerita lucu yang didasarkan pada peristiwa atau kejadian sebenarnya yang pernah dialami tokoh. Selain sebagai media untuk tujuan menghibur, cerita lucu biasanya berkaitan dengan tujuan tertentu, misalnya mengkritik, menyindir, atau tujuan-tujuan lain. Salah satu teks ceria lucu yang digunakan sebagai sarana mengkritik atau menyindir adalah teks anekdot. Teks anekdot digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan kritik dengan tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Namun, kritik dalam teks anekdot berkaitan dengan kritik yang bersifat membangun, menyindir dan menyampaikan kebenaran umum. Selain, bersifat mengkritik, menyindir, dan menyampaikan kebenaran umum, teks anekdot juga menganggat cerita tentang seotang tokoh penting atau terkenal berdasarkan kejadian sebenarnya yang dialami tokoh. Berdasarkan kejadian tersebut, kemudian penulis menambahkan dengan unsur rekaan, baik sebagai latar, tokoh lain, maupun peristiwa lain yang mendukung peristiwa utama. Untuk lebih memahami, bagaimana perbedaan teks anekdot dan jenis teks cerita lucu yang lain, silakan untuk menyimak video pada tautan berikut Mendata Pokok-Pokok Isi Anekdot dan Cerita Lucu Lain Berdasarkan video pembelajaran 1 cerita Gus Dur ‘Orang Penting Kecelakaan’ dan lengkapi tabel berikut Aspek pengamatan Isi Tokoh yang diceritakan 1. 2. 3. 4. Latar peristiwa 1. Tempat 2. Waktu 3. Suasana 4. Sosial 28 Modul Teks Anekdot Alur cerita 1. 2. Masalah yang 3. cerita 4. 5. dibahas dalam Pesan cerita Unsur yang menunjukkan kelucuan cerita Apakah mengandung unsur sindiran atau kritik? Berdasarkan video pembelajaran 1 SUCI Eps 10 dan lengkapi tabel berikut Aspek pengamatan Isi Tokoh yang diceritakan 1. 2. 3. 4. Latar peristiwa 1. Tempat 2. Waktu 3. Suasana 4. Sosial Alur cerita 1. 2. 3. 4. 5. Masalah yang dibahas dalam cerita Pesan cerita Unsur yang menunjukkan kelucuan cerita Apakah mengandung unsur sindiran atau kritik? Berdasarkan teks di atas, cerita manakah yang mengandung unsur-unsur dalam teks anekdot? _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ 29 Modul Teks Anekdot Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot Kelucuan dalam teks anekdot biasanya berhubungan dengan bahas yang digunakan. Cerita dalam anekdot singkat, namun padat dakan makna dan mengenai. Untuk itu, bacalah cerita teks anekdot berikut dan temukan bagian cerita yang menunjukkan kelucuan. Contoh 1. Politikus Sering Bohong Sebuah bis penuh dengan para politikus keluar dari marka jalan. Akhirnya, menabrak sebuah pohon besar di ladang seorang petani tua. Hampir semua penumpang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Petani tua segera memberikan bantuan. Namun, apalah daya, ia tidak bisa berbuat apa pun karena memang para penumpang bis itu dianggap sudah tidak bisa tertolong lagi. Petani tua kemudian menguburkan politikus-politikus itu di kebunnya. Beberapa hari kemudian, petugas dari kepolisian mendatanginya dan menanyakan peristiwa kecelakaan itu, “Apakah benar mereka semua meninggal, Pak?” Petani tua itu menjawab, “Mereka tampak sudah meninggal, Pak. Memang beberapa di antara mereka ada yang masih bergerak-gerak. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang berkata bahwa mereka belum meninggal. Tapi Anda kan tahu, betapa seringnya politikus itu berbohong. Saya tidak mempercayai perkataan mereka. Oleh karena itu, tetap saya harus menguburkannya!” Berikut contoh analisis dengan menggunakan unsur-unsur intrinsik teks fiksi.. Aspek pengamatan Isi Tokoh yang diceritakan 1. Politikus 2. Petani 3. Petugas Latar peristiwa 1. Tempat ladang penati 2. Waktu - 3. Suasana menyedihkan 4. Sosial lingkungan pedesaan Alur cerita 1. Perjalanan politikus ke suatu daerah 2. Bus yang berisi politikus menabrak pohon besar 3. Petani menolong dan menguburkan politikus tersebut. 4. Petugas menanyakan peristiwa penguburan para politikus menganggap bahwa politikus yang hidup berbohong dengan kondisi mereka dan tetap menguburkan, 5. Petani meyakinkan petugas mengapa tetap mengukurkan, Masalah yang dibahas dalam Kecelakaan bus yang berisi para politikus cerita Pesan cerita Tidak berhohong terus-menerus agar tidak dipahami orang lain sebagai pembohong. Unsur yang menunjukkan Petani tetap menguburkan para politikus yang kecelakaan kelucuan cerita tersebut, meskipun beberapa ada yang masih hidup Karena peani tersebut memahami bahwa politikus yang masih hidup hanya berbohong semata. Apakah mengandung unsur Teks tersebut mengandung sindiran kepada para politikus, agar sindiran atau kritik? tidak menyampaikan informasi yang tidak benar bohong karena masyarakat akan menerima dan menganggap bahwa setiap politisi pasti pembohong. 30 Modul Teks Anekdot Dari analisis di atas, alasan yang menunjukkan kelucuan dalam teks Politikus Sering Bohong adalah petani menguburkan seluruh politikus, padahal ada sebagian pilitikus yang mungkin saja masih hidup. Menurut petani, jika pun politikus masih hidup, dia pasti berbohong. Karena menurut petani, politikus terbiasa berbohong, maka ia pun tidak percaya kalau kecelakaan yang terjadi hanya membuat politikus luka. 3. Rangkuman a. Teks anekdot merupakan sebuah cerita rekaan yang singkat dan padat, bersifat lucu dan mengesankan, berhubungan dengan tokoh penting/terkenal dan berdasarkan peristiwa yang sebenarnya. Cerita ini mengandung pesan mendalam yang berhubungan dengan kebenaran umum. b. Isi teks anekdot berupa sindiran dan kritikan terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh penting. c. Fungsi teks anekdot adalah sebagai sarana untuk menyampaikan kritik terhadap peristiwa yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. 4. Latihan dan Evaluasi Petunjuk Kerjakan soal-soal di bawah ini! Apakah pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan teks anekdot? Jika pernyataan benar lingkari huruf B dan jika pernyataan tidak benar lingkari huruf S! B S Kisah dalam anekdot biasanya melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual maupun terkenal. B S Teks Anekdot sering juga disebut dengan cerita jenaka. B S Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot n didefinisikan sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. B S Teks anekdot termasuk cerita naratif. B S Teks Anekdot berbeda dengan teks humor. B S Teks anekdot bersifat menggelitik, mengkritik, menyindir dan mengejak orang lain untuk melakukan sesuatu. . B S Fungsi utama teks anekdot sebagai sarana ekspresi yang berhubungan dengan ketidaksukaan, ketidakpuasan, kejengkelan, kebencian dan sebagainya. B S Di dalam teks anekdpt juga diuangkapkan kebenaran yang lebih umum. B S Teks anekdot dapat didasarkan pada kisah nyata atau fiktif. B S Amanat dalam teks anekdot selalu tersirat. 5. Refleksi Petunjuk Buatlah refleksi kegiatan pembelajaran 1 dengan mengikuti panduan berikut! a Bagian manakah yang sangat penting dari materi yang telah dipelajari? __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ b Bagian manakah yang telah aku pahami dan belum aku pahami? 31 Modul Teks Anekdot __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ c Bagian manakah yang ingin aku dalami untuk mempelajari teks anekdot? __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu a. membandingkan anekdot dengan humor; b. menganalisis kritik yang disampaikan secara tersirat dalam anekdot; c. menyimpulkan makna tersirat dari anekdot 2. Uraian Materi Aktivitas Kompetensi Membaca dan Menulis Petunjuk Kegiatan c. Bacalah dengan cermat cerita pendek dan tes anekdot berikut! d. Temukan perbedaan karekteristik teks cerita pendek dengan cerita anekdot yang disampaikan ke dalam tabel! Pengantar Materi Pada pembelajaran sebelumnya, anekdot dipahami sebagaisebuah secita singkat yang lucu dan menarik. Namun, tidak semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot. Ada beberapa ciri lain yang harus terpenuhi agar sebuah cerita dapat dikategorikan sebagai teks enekdot. Cerita yang banyak berkembang di masyakat kita yang berhubungan dengan kelucuan adalah cerita humor. Cerita humor mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan cerita anekdot. Cerita humor kadangkala digunakan dalam beberapa jenis teks, termasuk teks cerri pendek. Mambandingkan anekdot dengan humor Untuk memahami perbedaan dan persamaan kedua cerita tersebut, bacalah cerita pendek dan cerita anekdot berikut! Bacaan I SIAPA karya Putu Wijaya 32 Modul Teks Anekdot “Kamu siapa sih, rasanya kita kok sudah kenal?\" orang itu tersenyum. \"Ya. Rasanya pernah ketemu. tapi di mana ya? pernah, kok. Ya, jelas sekali pernah. Di sebuah pesta barangkali, pesta ulang tahun, pesta ulang tahun di rumahnya Nana, ya?\" Orang itu menggeleng. \"Kenal Nana?\" \"Tidak\" \"O, kalau begitu bukan. kenal Lina?\" \"Lina yang mana?\" \"Itu Lina yang baru datang dari London. Dia sekolah di situ tapi baru setahun sudah kapok. Katanya enggak doyan makan keju. Habis katanya di situ jarang ada nasi.\" \"Enggak\". \"Siapa, ya?\" Wanita itu berpikir-pikir. Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan marboro. Menghunus dengan sigap sekali sebatang. Kemudian bingung mencari geretan. Lelaki di depannya kemudian merogoh saku, mengeluarkan korek dan menawarkan api. Rokok di sulut. \"Merokok?\" kata wanita itu sambil menawarkan rokok. \"Saya tidak merokok\". \"Tidak? kok, bawa geretan?\" \"Saya selalu bawa geretan karena sering ketemu dengan orang yang merokok tapi lupa membawa Wanita itu tertawa meledek. \"Anda ini lucu sekali. Dimana ya saya pernah ketemu dengan orang yang kocak seperti Anda. Dia juga selalu membawa geretan. Dan tahu enggak pada suatu ketika ia lupa membawa geretan. Lalu teman-temannya kecewa. Lalu teman- temannya yang suka merokok itu mengumpulkan uang dan memberinya hadiah ulang tahun sebuah geretan.\" Wanita itu ketawa lagi. \"Lalu geretan itu diberikan kepadanya dengan ucapan - jangan sampai lupa terus dibawa untuk menjaga kontinyuitas rokok kawan-kawanmu - lucu nggak. Herannya dia senang lagi menerima geretan itu\". Lelaki itu tertawa. \"Lucu ‘kan !\" Lelaki itu mengangguk . \"Tapi di mana ya saya kenal Anda. Persis, persis seperti Anda. Cara Anda bicara. Potongan tubuh. Cara mengungkapkan kata-kata dan bahkan cara anda mengangguk. Anda tak punya saudara kembar ‘kan?\" \"Punya\". \"Wanita itu terkejut. \"Gila! Punya saudara kembar?\" Lelaki itu tersenyum, mengangguk dengan sopan, lalu mengulurkan api lagi karena rokok tak berasap lagi. \"Jangan-jangan saya pernah ketemu saudara kembar Anda. Dimana dia sekarang? seorang Angkatan Udara, ya?\" Lelaki itu menggeleng. \"Bukan? Kalau begitu oya, ya tahu sekarang. Saya ingat. Saya pernah ke Singapura diajak oleh seorang kawan. Di situ kami kehabisan uang. Pada hal kami sedang getol-getolnya shopping. Masak kembali ke hotel hanya untuk ambil cek. Waktu itu kita kebetulan ketemu dengan seorang lelaki Indonesia. Omong-omong kebetulan dia satu hotel dengan kami. Dan omong- omong kebetulan juga kami sama-sama sahabatnya Nina. ini kebetulan semua tapi betul-betul terjadi. Karena dia sahabatnya Nina, saya lalu memberanikan diri untuk pinjam uang untuk dikembalikan ke hotel. Anehnya dia mau. Dia memberikan kita dua ratus dolar Amerika. Padahal kita perlu dua puluh lima. Ya dari pada nanti kurang lagi kita bawa saja. Lalu tahu nggak. Sampai di hotel ternyata orang itu sudah berangkat dan meninggalkan kartu. Saya masih menyimpan kartunya\". Wanita itu sibuk kembali membongkar tasnya. \"Dimana ya? Tapi pokoknya dia bilang bahwa kita akan ketemu di Indonesia. Sama sekali tidak menyebut-nyebut soal uang. Ya, kami jadi tidak enak. Jangan-jangan itu saudara kembar Anda ya. Ya? Namanya, namanya siapa ya?\" Wanita itu sibuk lagi mencari di tasnya. Lalu tiba-tiba lelaki itu tersenyum lagi. \"Anda kok senyum-senyum saja?\" 33 Modul Teks Anekdot \"Habis saya tidak punya saudara kembar kok\". \"Kan main-main\". \"Ah, gila! Bisa aja !\" Keduanya kemudian tertawa. \"Tapi betul kok, orang itu memang misterius. Gila. Tapi kembali yang tadi, saya jadi penasaran. Dimana ya. Saya pasti pernah ketemu Anda. Pasti. Saya tidak salah lagi. Tunggu. Di Semarang dalam Festival Film Indonesia !\" Orang itu menggeleng. \"Dimana ya? Pernah nggak kita ketemu?\" Lelaki itu mengangguk. \"Main-main lagi ini\". \"Betul\" \"Dimana ya?\" \"Coba ingat-ingat dulu\". \"Enggak ah, capek ingat-ingat. Dimana sih?\" Wanita itu membuang puntung rokoknya. Lalu menyalahkan sebatang Marboro yang lain. Lelaki itu dengan siaga memberikan api. \"Di mana saya ketemu Anda?\" \"Tebak saja\". \"Capek nebak. Di mana?\" Wanita itu mengisap rokok dalam-dalam, lalu menyemburkan asap lewat hidung dan sudut mulutnya. \"Di mana?\" Mereka bertatapan \"Di mana?\" \"Betul tidak ingat?\" \"Tidak\" Lelaki itu menarik nafas panjang. \"Di mana?\" \"Di gereja\" \"Di gereja?\" \"Ya\". \"Dalam kesempatan apa?\" \"Perkawinan\". Wanita itu bengong. Lalu menatap tajam. \"Anda ini siapa, sih?\" \"Suamimu.\" Bacaan II Neil Amstrong Bukan Manusia Pertama ke Bulan Neil Amstrong sering disebut-sebut sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan. Namun, ternyata predikat itu tidak benar. Buktinya, ketika Mas Amstrong sedang berjalan-jalan dengan bangganya di bulan, dia ketemu dengan orang dari negeri Cina dan seorang Indonesia. Keduanya sudah jauh lebih dulu berada di sana. Neil Amstrong, yang terbang ke bulan dengan Apollo 11, kaget dan bertanya kepada si orang Cina bagaimana caranya dia bisa sampai di bulan. “Kami bekerja sama dengan saling naik pundak seluruh penduduk Cina, akhirnya sampailah saya di sini,” jawab yang ditanya. Wah, pikir Amstrong, satu miliar manusia rupanya bisa ditumpuk-tumpuk, dan akhirnya bisa sampai ke bulan. 34 Modul Teks Anekdot “Kalau Anda, bagaimana caranya bisa sampai di sini?” tanya Amstrong kepada orang Indonesia. “Saya naik tumpukan kertas-kertas Ha ha ha .... Perbedaan antara cerita humor dalam cerita pendek dan cerita anekdot di atas adalah sebagai berikut; Aspek Cerita Pendek Siapa karya Cerita Anekdot Neil Amstrong Bukan Ide cerita Putu Wijaya Manusia Pertama ke Bulan Isi Rekaan penulis Peristiwa nyata pendaratan Neil Amstrong Kelucuan ke bulan. Masalah kehidupan sehari- Masalah berkaitan dengan tokoh penting Fungsi komunikasi hari yang dialami tokoh. Neil Amstrong, masalah dalam Makna tersirat masyaratak menumpuk pengetahuan. Tokoh yang tidak Orang Indonesia yang suka menumpuk mengingat sama sekali kertas-kertas seminar dan tidak suaminya sendiri. memanfaatkan apa yang telah diperoleh dalam pengetahuan. Menghibur Menyampaikan kritik/sindiran terhadap orang-orang yang selalu menumpuk Menjadi manusia terkadang engetahuan, dan tidak memanfaatkannya. mudah lupa dengan apa Menyadarkan pada pencari pengetahuan, yang kita alami. agar mereka memanfaatkan pengetahuan untuk membangun peradaban. Latihan membandingkan humor dalam cerita pendek dan teks anekdot. Petunjuk Bacalah dengan cermat cerpen berikut dan bandingkan dengan teks anekdot! Bacaan III Maling karya Putu Wijaya 1 MALING yang brutal itu masuk dari atap rumah. Lalu seperti Tarzan turun lewat tambang di ruang depan. Ia membungkus barang-barang berharga yang ditemuinya dan mengereknya ke atas. Tapi sebelum pergi ia tertarik pada sebuah lukisan. Maling itu mengeluarkan lampu senter dan memperhatikan lukisan itu. Wajah seorang anak yang tersenyum sambil mengacungkan es lilin yang sedang dinikmatinya. Maling itu terpukau. Ia mendekati lukisan dan mengusap-usapnya. Kemudian menciuminya. Lalu mengelusnya lagi. Dan akhirnya ia menangis tersedu-sedu. 2 PAGI-PAGI pembantu rumah mau buka jendela dan membersihkan ruang depan. Ia terkejut melihat ada orang asing tidur di kamar tamu. Mengendap-endap ia mundur dan masuk ke ruang dalam. Maling itu terbangun. Mula-mula ia bingung dan panik. Lupa di mana ia berada. Tapi begitu kembali bertatapan dengan lukisan anak dan es lilin itu, ia segera sadar, ia sudah ketiduran dan hari telah pagi. Ia belum membereskan barang curiannya. Tapi semangat dan tenaganya tak ada. Bahkan ia mulai menangis lagi. Suami pemilik rumah muncul. Ia membawa samurai yang terhunus. Melihat pencuri itu menangis. Ia tertegun, lalu memberi isyarat kepada istri dan pembantu, lebih baik melaporkan semua itu pada satpam dan tetangga. 35 Modul Teks Anekdot Sementara maling itu mulai ngomong pada lukisan di depannya ’’Dul, kalau lewat di Indo Maret kamu mesti minta dibelikan es krim lilin sekaligus dua. Supaya nyambung. Waktu itu umurmu baru 4 tahun. Lagi lucu-lucunya. Kulitmu halus, bau tubuhmu harum, suaramu masih cadel .’.. cicak-cicak drudungdung diam-diam merayap, datang seekor nyamus...’ Selalu tersenyum. Tertawamu renyah lepas tak punya beban apa-apa seperti juga semua anak kecil yang lain. Kalau tidur kamu suka berbicara. Kata orang tua itu kamu lagi main dengan teman-teman malaikatmu. Sekarang di mana semua itu? Ke mana hilangnya? Pergi begitu saja meninggalkan bapakmu! Hanya sisasisanya masih suka menempel di sana-sini. Kalau ketemu, badanku jadi lemes. Aku tak bisa bergerak. Pikiranku kamu bawa semua...’’ Maling itu terus bicara pada lukisan dengan mata berlinang-linang... 3 Di luar rumah terdengar warga kasakkusuk - Tolong di rumah kami ada maling kesiangan! - Maling? - Ya, pencuri kesiangan. Sekarang ada di kamar tamu! - Lapor satpam saja! - Ini mau ke sana sekarang. - Bagaimana, Pak? - Ada maling di rumah kami! - Bawa senjata, Bu? - Mungkin bawa juga. - Maling biasanya tak bersenjata. Filsafatnya Masuk-Ambil-Lari-Hilang. - Ada! Mereka tak mungkin berani operasi sendirian, kalau tanpa senjata. Hanya saja senjatanya tak kelihatan. Biasanya ilmu hitam. - Orangnya menangis sekarang! - Masak menangis? - Kenapa, ya? - Mungkin kena tilep yang jaga rumah Bapak! - Tidak ada yang jaga kok, kami tidur semua. - Digerebek saja! - Lebih baik lapor polisi! - Cepat tapi. - Baik kami koordinasikan dulu mesti diatur taktik dan strategi penyergapannya supaya tidak sampai jatuh korban. - Berapa orang Pak? - Satu dan orangnya kecil! - Maling biasa kecil, kalau besar dia merampok. - Tapi yang kecil lebih sadis. Ponakan saya dulu... - Siap, siap, bawa senjata! - Mungkin jin yang jaga rumah Pak Muin sudah membuat dia kehilangan orientasi. - Mungkin dia mabok. - Orang gila kali. - Rumah Pak Muin memang ada penunggunya. - Jangan pakai senjata tajam, Bu! - Sudah, sudah, saya coba dulu nego secara damai, supaya jangan timbul kekerasan! - Tahan dulu, kalau Pak Muin gagal nego baru serbu! - Perempuan di belakang saja! 36 Modul Teks Anekdot - Hallo, tolong bisa kirim reporter untuk meliput, di rumah Pak Muin ada maling kesiangan... - Maling kesiangan? - Rumah Pak Muin memang angker. Sudah pernah ada pencuri, tapi tak bisa keluar. Muter-muter terus seperti orang stone. Sampai geli kita lihat kelakuannya. - Jangan pakai senjata, diplomasi saja! - Baik, baik, tidak apa, coba saya coba dulu kontak secara damai supaya jelas apa maunya. Siapa tahu ini teror. Siapa tahu supaya jangan ada korban. - Tenang, tenang. - Silakan Pak Muin, jangan takut, kami back up dari belakang. 4 MALINGitu masih menangis. Pak dan Bu Muin muncul dari dalam rumah, di-back up oleh dua satpam yang menghunus pisau dan pentungan. Kasak-kusuk warga berhenti. ’’Selamat pagi, Maling itu terkejut. Ia menoleh. Tapi nampak sangat lemes. ’’Selamat pagi, Pak. Bapak siapa?’’ Maling itu seperti tidak mampu bicara. Muin terus menyapa. ’’Saya Muin, pemilik rumah ini. Bapak kenapa di sini? Bapak siapa?’’ Maling itu kembali menangis. ’’Bapak kenapa menangis di rumah saya?’’ Bu Muin memberanikan diri maju. ’’Kami ini orang sederhana, Pak. Kami tidak punya apa-apa. Kenapa Bapak di sini, kami...’’ Tiba-tiba maling itu berlutut di depan Muin. ’’Ampun Bapak-Ibu Muin, saya salah. Hukum saya! Saya berdosa, mohon dimaafkan! Ampun!’’ ’’Bapak siapa?’’ ’’Saya Semua terkejut termasuk warga yang nguping di luar rumah. ’’Bapak ke rumah saya ini mau maling apa?’’ ’’Itu!’’ Maling menunjuk ke bungkusan yang dikerek ke atas. Masih melayang. ’’Itu barang-barang kami yang Bapak mau curi?’’ ’’ ’’Bapak mau bawa ke mana?’’ ’’Saya mau ’’Tapi itu kan milik kami?’’ ’’Ya saya salah. Saya dosa! Akan saya kembalikan. Saya minta ampun. Saya tobat, Pak. Tapi tenaga saya amblas setelah lihat gambar itu!’’ Maling menunjuk lukisan. ’’Badan saya lemes, baterei saya lobet. Saya tidak mampu bergerak. Otak saya beku. Saya jadi ingat Dul, dia anak saya. Waktu umur 4 tahun saya lengah sekejap. Padahal hanya sekejap, tak ada 10 menit, karena mau beli rokok, saya tinggal Dul sebentar di pinggir jalan. Waktu saya kembali, budak saya sudah hilang. Saya cari Dul ke mana-mana, saya lapor polisi, saya bayar detektif, Dul tetap hilang. Istri saya ngamuk, dia menuduh saya jual anaknya. Dia marah lalu ninggalin saya kawin sama bule. Tapi saya tak peduli. Yang penting anak saya, Dul, kembali. Saya kejar Dul ke mana-mana, asal ada berita, saya samperin. Tapi sudah 20 tahun sekarang, Dul tetap tidak ada kabar. Mungkin dia sudah besar, kawin, jadi dokter, atau sudah mati? Saya tidak tahu. Gelap sama sekali, tak ada berita! Akhirnya pikiran saya kalut. Dul! Saya terjerumus jadi maling. Tapi lihat gambar itu, saya jasi lumpuh, saya tobat, saya, saya .... ’’ Maling itu kembali menangis tersedu-sedu. 37 Modul Teks Anekdot 5 WARGAdi luar rumah mulai lagi kasak-kusuk. - Malingnya minta ampun. Setelah lihat lukisan anak kecil yang tersenyum membawa es lilin, pikirannya langsung berubah. Pikiran warasnya kembali. Dia langsung minta ampun dan mau bertobat - Ah! Tangkap saja! Serahkan polisi! - Usir cepat sekarang! - Hajar dulu untuk efek jera! - Kebiri! - Jangan, kasihan, dia sudah tobat minta ampun. - Jadi betul ya, rumahnya Pak Muin ini ada penunggunya! - Lukisan itu yang sudah nilep malingnya! - Tapi dia nggak mau pulang!? - Tenaganya habis, ingat Dul, anaknya! Kasihan... - Dia bilang mau benerin makam Dul anaknya, lho! - Lho! Emang Dul sudah ketemu? Anaknya mati? - Dia bilang, pura-puranya Dul sudah meninggal bukan hilang, supaya gampang didoain. Jadi perlu ada makam. - Kasihan! - Ayo demi kemanusiaan, sumbang! Kasihan, biar cepat pulang dia. Biar cepat beres. Nanti medsos datang heboh kita! - Media sosial sudah mencium ini? - Reporter TV mau datang! - Buruan nyumbang! Terserah kerelaan masing-masing! Masuk TV malu kita! 6 MALINGmasih nangis. Warga pada masuk dari dalam. Sumbangan sudah dikumpulkan. Lalu itu diserahkan pada Bu Muin. ’’Warga terharu, mereka terpanggil kemanusiaannya. Siapa bilang kehidupan keras ala perkotaan sudah mengikis habis solidaritas gotong-royong?! Ini sumbangan spontan dari warga untuk maling yang sedih itu!’’ Bu Muin kemudian menyerahkan pada suaminya agar memberikannya pada maling. ’’Sumbangan spontan dari warga!’’ Pak Muin terharu. ’’Wah, saya juga Muin merogoh duit dari kantung, menambah sumbangan itu. Beberapa warga juga menyusul nyumbang. ’’Sudah? Ada lagi?’’ Seorang anak disuruh orang tuanya ikut nyumbang. Semua terharu lalu bertepuk tangan. Muin mendekati pencuri yang masih menangis. ’’Sudah, jangan terus menangis, yang sudah berlalu akan tambah galau kalau ditangisi. Ikhlaskan, karena masih banyak yang juga akan berlalu lagi, lebih baik itu yang diperhatikan, ’’Cepat berikan sumbangannya, Pak Muin! Orang sedih nggak bakal bisa diajak berunding!’’ ’’O, ya! Ini ada sumbangan spontan dari warga untuk menghapus tangis. Tegaklah kembali, busungkan dada. Tabahkan batinmu!’’ ’’Serahkan saja, Pak! Jangan banyak Ada warga bergegas menyumbang lagi. ’’Ini ada tambahannya lagi!’’ ’’Lihat, semua warga ikut trenyuh! Kata sebuah cerita di sinetron, penderitaan itu tidak akan diberikan kepadamu oleh-Nya, kalau kamu tidak dipercaya-Nya bisa mengatasi! Ayo semangat!’’ ’’Cepat serahkan!’’ ’’Terimalah ini! Dan sekarang pulanglah, keluarga pasti sudah menanti dengan 38 Modul Teks Anekdot Maling jadi malu. Ia kontan menolak. Didesak, ia tambah tidak sudi. Tangisnya tambah memilukan. Satpam terpaksa ikut masuk mendesak dan membujuk supaya maling menerima tanda kasih warga lalu pulang. ’’Kenapa menolak, terimalah pemberian ikhlas warga, Mas!’’ ’’Mas, kami biasa menghajar maling demi kesejahteraan warga. Tapi mendengar cerita Mas, kami ikut menangis. Putra kami juga meninggal di usia 5 tahun, 10 tahun yang lalu, tapi kami masih terus menangis setiap weekend karena jadi kelimpungan berdua saja dengan istri di rumah. Apa artinya hidup tanpa anak?!’’ ’’Selamat berjuang Bang. Bertobatlah, dan kembali ke jalan yang benar! Penderitaan itu banyak hikmahnya untuk pembinaan karakter bangsa!’’ ’’Bangkit, Bung, bangkit! Terimalah sumbangan kami tanda simpati!’’ ’’Sebentar lagi reporter TV akan datang meliput. Air mata Bapak akan memberi inspirasi masyarakat untuk menjaga dan menyayangi anak!’’ Maling itu terkejut. Setelah mendengar reporter TV mau datang, akhirnya ia mau juga menerima sumbangan. Sambil menangis ia menyembah semua orang. Lalu dengan berat hati pergi. Semua warga melambai-lambai memberi selamat jalan. Setelah pencuri pergi, Pak Muin dibantu warga, ramai-ramai menurunkan barang curian yang dikerek itu. Tapi begitu dibuka, semuanya terkejut. Isinya hanya sampah. Barang curiannya sudah dibawa kabur. Bu Muin menjerit pingsan. Warga berteriak marah, mau mengejar, ’’Maling! Maling! Malingggg!!!’’ Tapi ke mana? Maling sudah kabur. *** Tol Cipularang, 10-11-17, Terbit di Jawa Pos, 4 Juni 2008 Bacaan IV Tiga Setan karya Gus Dur Pada sebuah kesempatan Gusdur pernah bertutur. Kalau kita sadar ternyata di dunia ini ada 3 tiga jenis setan. Pertama, yang sejenis JIN, cara mengusirnya cukup dibacain ayat kursi, maka kaburlah mereka! Kedua, yang jenisnya tidak jelas, namun kalau dilempar kursi, pasti kabur juga. Ketiga, jenis ini enggak takut dilempar kursi. Justru mereka berebut kursi. Setan senayan namanya..! Wkwkwk.... Perbedaan antara cerita humor dalam cerita pendek dan cerita anekdot di atas adalah sebagai berikut; Aspek Cerita Pendek Maling karya Putu Cerita Anekdot Tiga Setan Ide cerita Wijaya Isi Kelucuan Fungsi komunikasi 39 Modul Teks Anekdot Makna tersirat Menganalisis kritik yang disampaikan secara tersurat dalam anekdot Dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya, salah satu perbedaan teks anekdot dengan teks cerpen terletak pada fungsinya. Humor dalam cerpen berfungsi untuk memberikan hiburan sekaligus memberikan pesan penulis kepada pembacanya. Dalam teks anekdot, fungsi kelucuan biasanya berkaitan dengan kritikan atau sindiran terhadap orang lain, lembaga ataupun pejabat tertentu. Kritik dalam anekdot disampaikan melalui sindiran, dan tidak disampaikan secera langsung dengan tujuan untuk menghidnari konflik dengan pihak lain yang disindir tersebut. Selain itu, tujuan teks enekdot yang berusaha untuk menyampaikan kritik dapat diterima tanpa menimbulkan ketersinggungan dengan pihak lain tersebut. Untuk itu, biasanya teks anekdot meggunakan ungkapan berupa kata, frase atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna yang sebenarnya. Dalam teks anekdot berjudul Tiga Setan karya Gus Dur tersebut disampaikan bahwa kata, frase atau pernytaan yang mengandung idiom adalah sebagai berikut; Kata, frase, kalimat makna idiomatis kursi jabatan Setan senayan namanya. Pejabat-pejabat yang serakah seperti setan. Berdasarkan identifikasi dalam teks di atas dan makna idiomatis yang terdapat dalam teks, dapat disimpulkan bahwa kritik yang disampaikan dalam teks anekdot ditujukan untuk para pejabat yang menghalalkan segala cara untuk memperebutkan jabatan, sehingga mereka seolah-seolah seperti bertingkah kesetanan. Bacalah teks anekdot Sampah Banjir berikut dan temukan kata, frase, klausa idiomatisnya! Sampah Banjir Masih di sekolah yang sama, di kelas berbeda, Bu Guru juga menanyai murid-muridnya. Guru Anak-anak, sebutkan salah satu problem pemerintah yang paling sering kita jumpai dalam berita? Murid Ah, itu sih semua orang juga tahu pak! Guru Apa kalau begitu? Murid Problemnya ya cuma kebanjiran pak. Guru Bagus sekali, sebutkan daerah mana yang paling sering banjir? Murid Gedung DPR pak! Guru Lho kok bisa?! Murid Banjir masalah gara-gara kebanyakan sampah yang duduk di sana! 40 Modul Teks Anekdot Kata, frase, kalimat makna idiomatis Menyimpulkan makna tersirat dari anekdot Makna tersirat dalam teks anekdot berhubungan dengan tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat anekdot tersebut. Dalam contoh anekdot Tiga Setan di atas, dapat diketahui bahwa kritikan ditujukan kepada pada pejabat DPR yang bertindak tidak pantas di depan masyarakat yang diidentikan oleh Gus Dur seperti setan. Anggota DPR tersebut sangat tidak takut untuk dilempat kursi, bahwa mereka cenderung untuk memperebutkan kursi tersebut dengan segala cara. Tujuan Gus Dur menyampaikan anekdot tersebut bukan hanya menyindir pada anggota DPR yang tidak takut apapun dan juga tidak tahu malu dalam memperebut jabatan, tetapi lebih dari itu Gus Dur mengharapkan agar anggota DPR ingat apa yang menjadi tugas pokok sebagai wakil rakyat, dapat bekerja sama dengan anggota lain dan juga pemerintah. Mereka tidak menjadi anggota DPR yang seenaknya sendiri, karena jabatan yang mereka emban pasti ada waktunya. Jadi, makna yang tersirat dalam teks tersebut berhubungan dengan pesan moral yang hendak disampaikan melalji teks yang disampaikan. Pesan moral ini dapat dirunut dari kritikan atau sindrian yang disampaikan lewat teks anekdot. Maka, setelah memahami secara keseluruhan teks anekdot Tiga Setan tersebut makna yang tersirat adalah setiap anggota DPR sudah seharusya tidak berebut kekuasaan. kekuasaan yang didapatkan adalah untuk kesejahteraan nusa dan bangsa. jangan sampai apa yang telah didapatkan tersebut akan membuat rakyat sengsara dan marah kepada anggota DPR. 3. Rangkuman a. Aspek-aspek yang diperlukan dalam membandingkan humor dengan anekdot adalah ide cerita, isi cerita, fungsi komunikasi dan makna tersirat. b. Salah satu perbedaan antara humor dengan anekdot terletak pada fungsinya. Humor berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan kritik dalam bentuk sindiran. Kritik dan sindiran tersebut biasanya disampaikan secara tersirat. 4. Latihan dan Evaluasi Petunjuk Kerjakan soal-soal di bawah ini! Pilihkan pernyataan dan aspek yang sesuai dengan ciri-ciri teks anekdot berikut! No Pernyataan Aspek 1. Makna dalam teks anekdot mengarah pada pesan moral yang a. humor hendak disampaikan melalui kritikan dan sindiran kepada pihak lain. 2. Suatu yang berhubungan dengan keadaand alam cerita yang bersifat b. rekaan menggelikan, kejenakaan, dan kelucuan. 3, Kecaman atau tanggapan yang disertai uraian pertimbangan baik c. sindiran buruknya suatu karya atau pendapat seseorang. 4. Pokok pikiran yang digunakan sebagai dasar untuk menyampaikan d. fungsi cerita. komunikasi 41 Modul Teks Anekdot 5. Teks anekdot berhubunan dengan tokoh yang terkenal di e. kritik masyarakat dan dekat dengan kehidupan masyarakat pada umumnya. f. idiomatis g. tersirat 6. Cerita yang didasarkan pada pikiran dan imajinasi penulis belaka. h. tema 7. Peristiwa yang mendasari penciptaan dalam teks anekdot. 8. Cara menyampaikan kritikan tidak secara langsung kepada orang cerita yang dituju agar tidak menimbulkan perasaan yang kurang enak i. tokoh terhadap seseorang. penting 9. Fungsi yang berhubungan dengan kelucuan dalam teks anekdpt yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan kritikan atau sindiran j. peristiwa kepada pihak lain. nyata 10. Teks anekdot berhubungan dengan pilihan kata, frase, klausa atau kalimat yang bermakna konotafit. 5. Refleksi Petunjuk Buatlah refleksi kegiatan pembelajaran 1 dengan mengikuti panduan berikut! a. Bagian manakah yang sangat penting dari materi yang telah dipelajari? __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ b. Bagian manakah yang telah aku pahami dan belum aku pahami? __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ c. Bagian manakah yang ingin aku dalami untuk mempelajari ciri-ciri teks anekdot? __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu a. mengidentifikasi struktur teks anekdot; b. mengenal berbagai pola penyajian teks anekdot; c. menganalisis kebahasaan teks anekdot. 2. Uraian Materi Aktivitas Kompetensi Membaca dan Berbicara Petunjuk Kegiatan 42 Modul Teks Anekdot Pengantar Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda. a Abstraksi merupakan bagian awal paragraf yang berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang isi teks Anekdot. b Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. c Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. d Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. e Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bisa ada ataupun tidak ada. Mengidentifikasi struktur teks anekdot Identifikasi teks anekdot dilakukan dengan menentukan struktur teks. Setiap bagian dalem teks anekdot menunjukkan abstraksi, observasi, krisis, reaksi dan koda. Pada bagian ini akan dibahas bagian-bagian yang menunjukkan struktur dalam teks anekdot. Bacalah secara lengkat teks berikut dan contoh analisis teks berdasarkan struktur teks! Ralat Bohong Sebuah surat kabar terkemuka terbitan Jakarta menurunkan headline dengan judul besar di halaman depan, ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’. Tentu saja keesokan harinya sang pemimpin redaksi dipanggil menghadap ke Departemen Penerangan dan ke Mabes ABRI di Cilangkap. Si pemimpin redaksi dimaki-maki dan diminta segera meralat beritanya. Bila tidak SIUPP-nya bakal dicabut. Maka keesokan harinya dimuatlah ralat berita sehari sebelumnya. Berikut ralatnya secara lengkap “Dengan ini kami meralat headline kemarin yang berjudul ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’ yang ternyata sama sekali tidak benar. Yang benar adalah ‘50% PEJABAT TINGGI KITA BUKAN KORUPTOR DAN BUKAN PENJAHAT’. Dengan demikian headline yang kami turunkan dianggap tidak pernah Analisis struktur teks anekdot di atas adalah sebagai berikut; Bagian teks Struktur Sebuah surat kabar terkemuka terbitan Jakarta menurunkan headline dengan judul besar di halaman Astraksi depan, ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN PENJAHAT’. Tentu saja keesokan harinya sang pemimpin redaksi dipanggil menghadap ke Departemen Penerangan Orientasi dan ke Mabes ABRI di Cilangkap. Krisis Reaksi Si pemimpin redaksi dimaki-maki dan diminta segera meralat beritanya. Bila tidak SIUPP-nya bakal dicabut Maka keesokan harinya dimuatlah ralat berita sehari sebelumnya. Berikut ralatnya secara lengkap “Dengan ini kami meralat headline kemarin yang berjudul ‘50% PEJABAT TINGGI KITA KORUPTOR DAN 43 Modul Teks Anekdot PENJAHAT’ yang ternyata sama sekali tidak benar. Yang benar adalah ‘50% PEJABAT TINGGI KITA BUKAN Koda KORUPTOR DAN BUKAN PENJAHAT’. Dengan demikian headline yang kami turunkan dianggap tidak pernah KodaPresiden dan Burung Beo Latihan analisis struktur teks anekdot Setelah mempelajari secara cermat struktur teks anekdot di atas, buatlah analisis struktur teks anekdot berikut! Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara. Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan “Oh, Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Sumber Bagian teks Struktur __________________________________________________________________________________________ Astraksi __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ Orientasi __________________________________________________________________________________________ Krisis __________________________________________________________________________________________ Reaksi __________________________________________________________________________________________ Koda __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ 44 Modul Teks Anekdot __________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________ Mengenal berbagai pola penyajian teks anekdot Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Teks anekdot dalam bentuk dialog biasanya melibatkan dua orang atau lebih tokoh, dengan penyajian dialog seperti dalam teks drama. Teks anekdot dalam bentuk narasi, biasanya di pencerita langsung mengungkapkan cerita berdasarkan keruntutan peristiwa atau kejadian. Berikut contoh penyajian teks anekdot dala bentuk narasi dan dialog. 1. Anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi. Doa Mimpi Matematika Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama. Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan Tuhan ... berikan aku mimpi malam ini tentang matematika yang diujikan besok pagi 2. Anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog Ilmuwan Indonesia Hebat Alkisah di tahun 2100 diadakan perlombaan pengetahuan ilmiah tingkat dunia di Jenewa. Tahap seleksi awal dilakukan tanya jawab oleh panitia penyelenggara. Berikut cuplikan tanya jawab tersebut. Peserta pertama dari Amerika dipanggil Panitia Panitia “Coba ceritakan siapa itu Galileo Galilei?” Si Amerika “Fisikawan Italia zaman Reinaissance, penyempurna teleskop yang bisa mengamati bintang dan pendukung teori Panitia “Kalo James Watt?” Si Amerika “Ilmuwan Skotlandia penemu mesin uap modern yang memicu revolusi industri, nama belakangnya dipakai sebagai satuan daya saat Panitia “Ok. Good. Proceed....” Peserta kedua dari Cina dipanggil panitia Panitia “Coba ceritakan siapa itu Archimedes?” Orang Cina “Filsuf Yunani Kuno. Penemu cara kerja tuas, sistem katrol, menyempurnakan nilai pi, dan kutipannya yang paling terkenal ‘Uereka, Uereka!!’.” Panitia “Well. Good enough, bagaimana dengan Guglielmo Marconi?” Orang Cina “Ilmuwan asal Italia pemenang nobel dan penemu sistem telegrafi tanpa kabel yang 45 Modul Teks Anekdot kemudian dikembangkan menjadi radio. Panitia Ok. Fine. Proceed.....” Tibalah peserta ketiga dari Indonesia dipanggil Panitia Panitia “Coba ceritakan siapa itu Albert Enstein?” Orang Indonesia orang Indonesia itu berpikir sebentar “Em... tidak tahu tuh....” Panitia heran “Kalo Sir Isaac Newton siapa?” Orang Indonesia berpikir lagi “Eu, ...tidak tahu juga....” Panitia semakin heran dengan kebodohan peserta itu “Ok, gimana dengan Thomas Alva Edison. Tahu, dong?” Orang Indonesia malah jengkel “Ndak, tahu!” Panitia juga hilang kesabarannya “Huh, kamu tidak tahu siapa itu Enstein, Newton, Edison tapi kamu nekat mau ikut perlombaan tingkat dunia seperti ini? Tidak salah, tuh? Sinis” Orang Indonesia menghardik “Oh, ya? Sekarang saya balik bertanya sama Ente. Tahu tidak si Urip, si Raharjo, si Suprapto itu siapa?” Panitia “Tidak tahu. Emang siapa mereka?” Orang Indonesia “Nah, itulah....! Masing-masing orang punya kenalan sendiri-sendiri! Jangan paksa saya mengenal orang-orang yang Anda sebutkan tadi itu! Emang gue Dari kedua contoh teks anekdot di atas, dapat dipahami bahwa teks anekdot dengan penyajian dialog menggunakan kalimat langsung yang ditulis sebagai berikut a Diawali dan dakhiri dengan tanda petik “ ....”. b Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital. c Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua . Berdasarkan contoh di atas, cobalah untuk mengubah pola penyajian teks anekdot dari bentuk narasi menjadi bentuk dialog. Membuat Orang-Orang Berdoa Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu. “Saya sopir Metro Mini, lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur. “Saya presiden dan juga juru dakwah Pak...” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes. “Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab “Begini Pak... Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur... sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa...” Sajikan teks anekdor di atas dalam bentuk dialog! _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ 46 Modul Teks Anekdot _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________ Menganalisis struktur dan aspek kebahasaan teks anekdot Setiap teks selalu mengandung unsur kebahasaan yang khas yang membangun teks tersebut, begitupun dengan teks anekdot. Teks anekdpt mengandung unsur kebahasaan, seperti a menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, b menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, c menggunakan konjungsi kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya, d menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya, e menggunakan kalimat perintah imperative sentence, dan f menggunakan kalimat seru. Teks anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog sangat kental dengan penggunaan kalimat langsung. Cermati identifikasi teks anekdot berdasarkan unsur kebahasaan yang membangun teks anekdot! 47 Modul Teks Anekdot Analisis kebahasaan teks di atas adalah sebagai berikut; Aspek Kebahasaan Aspek dalam teks Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. peristiwa masa lampau, Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” Konjungsi waktu Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. Kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan kalimat seru “Oh, Berdasarkan analisis kebahasaan di atas, cobalah untuk membuat identifikasi teks anekdot berikut ini. Turis Amerika dan Stadion Bung Karno Sekitar tahun 1960-an seorang sopir membawa turis Amerika keliling Jakarta. Saat melintas di depan Sarinah, di Jalan Thamrin, sang turis bertanya kepada sopir, “Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendirikan bangunan itu?” “Empat tahun,” jawab Si Sopir enteng. “Itu sih terlalu lama, makan waktu. Kalau di Amerika, paling-paling hanya butuh waktu dua tahun,” timpal Sang Turis. Setibanya di Bundaran HI, turis tadi kembali bertanya, “Kalau bangunan ini, kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai betul-betul berwujud hotel?” “Dua tahun,” jawab Si Sopir mencoba memendekkan waktu. “Ah, kalau di Amerika sih paling-paling hanya butuh waktu Sewaktu sampai di dekat kompleks Stadion Bung Karno atau dulu disebutnya Stadion Utama Senayan, Sang Turis ini pun kembali melontarkan pertanyaan yang sama. Tanpa memperlihatkan rasa bersalah sedikit pun Si Sopir menjawab, “Entahlah, Mister. Kemarin sore stadion ini belum ada di Nah, lho. Sekadar omong-omong mah siapa takut! Analisis kebahasaan teks anekdot Turis Amerika dan Stadion Bung Karno. Aspek Kebahasaan Aspek dalam teks Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lampau, Kalimat retoris Konjungsi waktu 48 Modul Teks Anekdot Kata kerja aksi Kalimat perintah kalimat seru 3. Rangkuman a Struktur teks anekdot adalah abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda. b Ciri kebahasaan teks anekdot adalah a menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu; b menggunakan kalimat retoris; c menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu/temporal d menggunakan kata kerja aksi; dan e menggunakan kalimat seru. 4. Latihan dan Evaluasi Petunjuk Kerjakan soal-soal di bawah ini! Pilihlah jawaban yang benar! 1 Berikut ini yang termasuk struktur teks anekdot adalah ... A. tema, abstraksi, orientasi, krisis, dan koda B. abstraksi, orientasi, reaksi, krisis, dan koda C. tema, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. D. tema, abstraksi, krisis, dan reaksi. 2 Salah satu ciri kebahasaan dari teks anekdot adalah sebagaii berikut, kecuali ....... A. menggunakan kalimat berita B. menggunakan kalimat retoris dan kalimat seru C. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat; D. menggunakan kata kerja aksi 3 Kalimat retoris adalah .... A. kalimat yang tidak memerlukan jawaban B. kalimat yang tidak mengandung unsur perintah C. kalimat yang hanya menggunakan konjungsi D. kalimat yang perlu menggunakan jawaban E. kalimat yang mengandung unsur tanya 4 Salah satu kaidah dalam cerita anekdot adalah penggunaan waktu lampau. Berikut yang termasuk penggunaan waktu lampau adalah .... A. Pada suatu waktu ada seorang raja bermimpi B. Sekaranglah saatnya belajar membuat anekdot C. Besok ramai-ramai mereka berdemo D. Mengapa semua terjadi? E. Anekdot memang perlu dibaca agar memberi nilai tambah 49 Modul Teks Anekdot 5 Bacalah kalimat berikut! Suatu hari Jarwo dan Jono tengah asyik mengobrol di warung kopi. Mereka berdua mengobrol tentang perilaku berkendara motor di Indonesia. Kata yang termasuk kata kerja aksi adalah ... A. Suatu hari B. Asyik C. Mengobrol D. Warung kopi E. Berkendara 6 Penyajian teks anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog dan narasi. Perbedaan antara penyajian teks anekdot dalam bentuk dialog dan narasi adalah ... A. Penyajian teks dalam bentuk dialog terdapat kalimat langsung, sedangkan dalam bentuk narasi terdapat kalimat tidak langsung. B. Penyajian teks dalam bentuk dialog terdapat kalimat tidak langsung, sedangkan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat langsung. C. Penyajian teks dalam bentuk dialog terdapat kalimat majemuk, sedangkan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat simpleks. D. Penyajian teks dalam bentuk dialog terdapat kalimat simpleks, sedangkan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat kompleks E. Penyajian teks dalam bentuk dialog dan narasi menggunakan kalimat tak langsung. 7 Bacalah penggalan cerita berikut dengan cermat! Cuma Takut Tiga Roda 1 Suatu hari, saat Abdurahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius yang dilakukan seusai menghadiri sebuah rapat di istana Negara. 2 Pembicaraan bertopik isu terhangat. 3 Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu sedang melanda kota Jakarta. 4 Gusdur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut. 5 “Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta, Pak?” tanya seorang menterinya. 6 “Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. 7 Padahal kan, nyamuk sini cuma takut sama tiga Krisis yang terdapat pada teks anekdot ditunjukan dengan nomor… A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 4 D. 5 dan 6 E. 7 8 Perhatikan petikan paragraf berikut! Pada suatu ketika Tono dan Tini mampir ke sebuah watung makan. Ketika memesan makanan, mereka bingung dengan menu-menu makanan yang disediakan oleh warung makan tersebut. 50 Modul Teks Anekdot Pada materi Bahasa Indonesia sebelumnya, kamu sudah belajar tentang observasi dan eksposisi. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menyampaikan ide, gagasan, bahkan kritik melalui anekdot. Dengan menguasai materi ini, kamu akan dapat menyampaikan kritik dengan cara yang lucu, tetapi mengena. Daftar Isi1 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot2 Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat3 Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot4 Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot5 Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot6 Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot7 Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan8 Share this9 Related posts Photo by Monstera on Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot Dengarkan anekdot agar dapat mendengarkan dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan. Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh gurumu atau temanmu. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot Sumber Membandingkan Anekdot dengan Humor Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat biasanya berupa kritik. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Photo by Monstera on Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Dari kutipan anekdot di atas kamu dapat melihat bahwa kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik “ ….”. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua . Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Sumber Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur, dan ciri kebahasaannya, kamu akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu dengar atau kamu baca.. Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Mempresentasikan Anekdot Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, dengan isi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depan kelas. Daftar Pustaka Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud Post Views 3,598 Judul anekdot Dosen yang menjadi Pejabat Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat Kalimat langsung Dalam teks tersebut, semua dialog ditulis dalam bentuk drama menggunakan kalimat langsung. Penggunaan kata kerja aksi “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” Penggunaan kalimat seru Udin “???” D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Ind 1 Menceritakan kembali isi anekdot dengan pola penyajian yang berbeda. Ind 2 Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik. PROSES PEMBELAJARAN D KEGIATAN 1 Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur dan ciri kebahasaannya, berikutnya siswa akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu baca dengan pola penyajian yang berbeda. Berikut ini adalah contoh teks anekdot Seorang Dosen yang juga Menjadi Pejabat dengan pola penyajian naratif yang diubah dari teks aslinya yang berbentuk dialog. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 126 Dosen yang juga Menjadi Pejabat Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogak-ogahan menjawab pertanyaan Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu tidak penting. Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka-tekinya. “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin merasa jengah. Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang lain.” Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara dosen dan pejabat. “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain,” ungkap Tono. Udin “???” Tugas Untuk dapat lebih memahami bagaimana penggunaan kalimat langsung dalam anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog dan dalam bentuk narasi, siswa diberi tugas berikut ini. 1. Mengubah penyajian anekdot Aksi maling Tertangkap CCTV dari bentuk dialog ke dalam bentuk narasi seperti penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. 2. Mengubah penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dari bentuk narasi ke bentuk dialog seperti penyajian nekdot Aksi maling Tertangkap CCTV. Petunjuk untuk Guru Penilaian hasil kerja siswa difokuskan pada perubahan pola penyajian teks anekdot, tetapi tetap mempertahankan isi teks anekdot aslinya dan ketepatan struktur serta kebahasaannya. Teks anekdot karya siswa ini sebisa mungkin dipublikasikan agar dapat dibaca oleh publik. Pameran yang dimaksud tidak harus pameran besar, bisa pameran dalam kelas dengan menggunakan kertas manila atau stereo foam sebagai media kemudian ditampilkan seperti majalah dinding. Pada sekolah-sekolah yang terjangkau jaringan internet, guru juga dapat mendorong siswa untuk memublikasikan karyanya melalui blog. Pada saat pameran, siswa bertugas memberi tanggapan terhadap anekdot yang ditulis temannya. Bahasa Indonesia 127 PROSES PEMBELAJARAN D KEGIATAN 2 Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Dalam contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga. No. Aspek Isi 1. Tema Kasih sayang pada orang tua 2. Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan. 3. Humor kelucuan Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil 4. Tokoh Kakek tua, ayah dan ibu anak, cucu 6 tahun 5. Struktur Observasi Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun. Orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan. Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah. Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Koda Cucu 6 tahun mengungkap-kan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya. 6. Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 128 No. Aspek Isi 7 Pola penyajian Narasi 8 Teks anekdot Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh. Saat si kakek meraih gelas, susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahunmengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah. Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaian Selanjutnya, siswa diberi tugas individual untuk menulis teks anekdot. Petunjuk untuk Guru Penilaian teks anekdot karya siswa difokuskan pada kesesuaian isi teks anekdot, ketepatan, dan kelengkapan struktur serta kebahasaannya. Teks anekdot karya siswa ini sebisa mungkin dipublikasikan agar dapat dibaca oleh publik. Pameran yang dimaksud tidak harus pameran besar, bisa pameran dalam kelas dengan menggunakan kertas manila atau stereo foam sebagai media kemudian ditampilkan seperti majalah dinding. Pada sekolah-sekolah yang terjangkau jaringan internet, guru juga dapat mendorong siswa untuk memublikasikan karyanya melalui blog. Bahasa Indonesia 129 Petunjuk untuk pameran 1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. 2. Setiap kelompok membuat majalah dinding dua dimesi atau tiga dimensi untuk memamerkan anekdotnya. Siswa disarankan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar tempat tinggalnya. 3. Pameran dilakukan di halaman atau taman sekolah. 4. Setiap siswa wajib memberikan tanggapan tertulis terhadap pameran karya kelompok lain. Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya dipilih sendiri oleh guru, dengan isi dan gaya bahasa siswa, siswa ditugaskan untuk mempresentasikan anekdot yang dibuatnya di depan kelas. Lakukan langkah-langkah berikut. 1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. 2. Siswa membuat majalah dinding dua dimesi atau tiga dimensi untuk memamerkan anekdotmu. Sebaiknya siswa disarankan untuk menggunakan bahan-bahan yang mudah dan murah didapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. 3. Pameran di halaman atau taman sekolah. 4. Setiap siswa haru membuat komentar terhadap mading karya kelompok lain. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 130 PENILAIAN a. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan melalui penilaian harian baik melalui tes tertulis maupun penugasan, baik tugas individu maupun tugas kelompok. Berikut ini adalah contoh rumus penentuan nilai akhir untuk KD 3 pengetahuan. NA = 2 X Rt Tugas individu + Rt Tugas kelompok + 2 X Nilai Tes 3 Keterangan NA Nilai akhir Rt Tugas individu Rata-rata nilai tugas individu Rt Tugas kelompok Rata-rata nilai tugas kelompok Contoh tes tulis Petunjuk Bacalah teks eksposisi berikut ini, kemudian kerjakan soal-soal yang disediakan Seorang bocah bertanya kepada ayahnya, “Ayah, dapatkah Ayah jelaskan apa itu politik?” Ayah “Nak, Ayah akan jelaskan agar kamu mudah mengerti. Ayah adalah pencari nakah bagi keluarga. Ayah bisa disebut kapitalisme. Ibu adalah pengatur keuangan. Ibumu boleh kamu sebut pemerintah. Ayah dan Ibu memenuhi kebutuhanmu. Kamu adalah rakyat. Bibi, pembantu kita, dinamakan buruh. Adikmu yang masih bayi, kita sebut masa depan.” Setelah selesai berbicara dengan ayahnya, anak itu masuk kamarnya untuk tidur. Tengah malam ia mendengar adiknya menangis. Ia bangun dan memeriksa. Adiknya basah kuyup dan kotro karena ompol dan buang air besar. Anak itu pergi ke kamar orangtuanya. Ia melihat ibunya sedang tertidur pulas. Tak ingin membangunkan ibunya, ia pergi ke kamar pembantu. Kamar pembantu terkunci. Tetapi di balik pintu, ia bisa mendengar suara ayahnya bersama pembantu. Ia sangat marah, tetapi langsung kembali ke kamarnya. Keesokan harinya, anak itu berkata kepada ayahnya. “Kurasa sekarang aku mengerti apa itu politik.” “Bagus, Nak, ceritakan kepadaku apa pendapatmu tentang politik?” “Saat kapitalisme memanfaatkan buruh, pemerintah tertidur, rakyat hanya bisa menonton dan bingung mendapati masa depan berada dalam kesulitan besar.” Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu Bahasa Indonesia 131 1. Jelaskan permasalahan yang dikkritisi dalam teks anekdot tersebut 2. Apa kritik yang diampaikan dalam teks anekdot tersebut Tunjukkan kalimat yang menujukkan hal tersebut sebagai bukti 3. Analisislah struktur teks anekdot tersebut 4. Ubahlah pola penyajian teks anekdot tersebut menjadi berbentuk dialog drama Kriteria Penilaian No. soal Deskripsi Skor Skor maksimal 1. Jawaban tepat, alasan tepat. Jawaban tepat, alasan salah. Jawaban salah, alasan salah. 20 10 10 20 2. Kritikan tepat, bukti tepat. Kritikan hampir benar, bukti benar Kritikan tepat, bukti salah. Kritikan salah, bukti salah 20 10 10 20 3. Identifikasi struktur teks lengkap dan tepat. Identifikasi struktur teks sebagian besar tepat. Identiikasi struktur teks separuhnya tepat. Identifikasi struktur teks hanya sebagian kecil tepat. 30 20 20 10 30 4. Isi, struktur, dan kebahasaan benar Isi dan kebahasaan benar, struktur kurang tepat. Isi dan struktur tepat, kebahasaan sebagian besar tepat Isi kurang tepat, struktur dan kebahasaan sebagian besar tepat. Isi kurang tepat, struktur dan kebahasaan sebagian besar kurang tepat. 30 20 20 10 10 30 Skor akhir diperoleh dari akumulasi skor, sehingga skor maksimal adalah 100. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 132 b. Penilaian Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerjakinerjapraktik, projek, dan portofolio. Unjuk kerja dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat berupa unjuk kerja lisan maupun tulis. Projek diberikan diberikan minimal 1kali dalam satu semester, dan biasanya diberikan pada proses pembelajaran akhir. Portofolio diperoleh dari kumpulan tugas keterampilan yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran. Rumus penentuan nilai akhir untuk KD 4 keterampilan diambil dari nilai optimal yang diperoleh siswa pada stiap KD. INTERAKSI DENGAN ORANG TUA PESERTA DIDIK Interaksi dengan orangtua dilakukan untuk mengomunikasikan hasil belajar portofolio siswa kepada orangtua. Caranya, orangtua diminta menandatangani serta memberi komentar lembar tugas atau lembar jawaban ulangan anaknya pada bagian yang telah disediakan. Bahasa Indonesia 133 “ “ YANG MELONTARKAN ORANG-ORANG KRITIK BAGI KITA PADA HAKIKATNYA ADALAH PENGAWAL JIWA KITA, YANG BEKERJA TANPA BAYARAN. pejuang dan penulis dari Belanda Corrie Ten Boom Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 134 Bab IV Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sumber MELESTARIK AN NIL AI KEARIFAN LOK AL MEL ALUI CERITA R AK YAT Buku Guru Bahasa Indonesia 135 Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengidentiikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat hikayat baik lisan maupun tulis. Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Menceritakan kembali isi cerita rakyat hikayat yang didengar dan dibaca. Mengembangkan cerita rakyat hikayat ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 136 PETA KONSEP Mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan maupun tulisan hikayat Mengembangkan makna isi dan nilai hikayat Membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan hikayat Mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam hikayat Membandingkan nilai-nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat hikayat dan cerpen Mengembangkan hikayat ke dalam bentuk cerpen Mengidentifikasi karakteristik hikayat Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat. Mengidentifikasi nilai- nilai dan isi hikayat MELESTARIKAN NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI CERITA RAKYAT Menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen Membandingkan nilai dalam hikayat dengan dalam cerpen Bahasa Indonesia 137 A. Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi Hikayat TEKS ANEKDOTA. Pengertian dan Fungsi Teks AnekdotSalah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdotdigunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar danmenyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengangkat cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenalberdasarkan kejadian yang nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdottersebut merupakan hasil Anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah sindirananekdot terhadap sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan pokok Isi pokok dari sebuah teks anekdot adalah sebuah sindirian padaanekdot suatu hal atau pada Fungsi dari anekdot adalah sebuah hiburan atau intermezzo yanganekdot dilengkapi dengan sebuah sindiran terhadap suatu Struktur Teks AnekdotAnekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdotmemiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak Aksi Maling Tertangkap CCTV Struktur Isi Abstraksi OrientasiSeorang warga melapor “Pak saya kemalingan.” KrisisPolisi “Kemalingan apa?”Pelapor “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...” ReaksiPolisi “Kemalingan kok beruntung?” KodaPelapor “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekamdengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajahmalingnya.”Polisi “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”Pelapor “Belum .... “ sambil menatap polisi dengan “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”Pelapor hanya bisa pasrah tak berdaya.C. Kebahasaan Teks AnekdotSeperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu 1. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, 2. Menggunakan kalimat retoris, [kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban]; 3. Menggunakan konjungsi [kata penghubung] yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu; 4. Menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan, ; 5. Menggunakan kalimat perintah imperative sentence; dan 6. Menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat1. Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa peristiwa masa lalu penuntut umum menyerang saksi. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda2. Kalimat retoris menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”3. Penggunaan konjungsi yang Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab menyatakan hubungan pertanyaan Jaksa.” waktu4. Penggunaan kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar Penggunaan kalimat “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” perintah6. Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”D. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyakatau Perilaku Tokoh PublikDalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebutadalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teksanekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan untuk belajar menyusun penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada Aspek Isi1. Tema Kasih sayang pada orangtua. Anak yang memandang orangtua di masa tuanya2. Kritik sebagai orang yang Humor/ Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil. kelucuan4. Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu. Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun. Kebiasaan makan malam di rumah Orientasi si anak. Kakek tua makannya sering Struktur Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah. Reaksi Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah. Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan Koda membuat meja terpisah juga untuk ayah dan Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika Pola Narasi. Penyajian Teks Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan anekdot cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam. Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah. Sumber J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. dengan penyesuaianE. Pola Penyajian AnekdotAnekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Salah satu ciri dialog adalahmenggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakanhasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yangdikatakannya. Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Dialog NarasiPada puncak pengadilan korupsi Pada puncak pengadilan korupsi politik,politik, Jaksa penuntut umum menyerang penuntut umum menyerang “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Andasaksi. menerima lima ribu dolar untukJaksa “Apakah benar, bahwa anda berkompromi dalam kasus ini?”menerima lima ribu dolar untuk Saksi menatap keluar jendela seolaholahberkompromi dalam tidak mendengar ini?” “Bukankah benar bahwa Anda menerimaSaksi menatap keluar jendela lima ribu dolar untuk berkompromi dalamseolah-olah tidak mendengar kasus ini?” ulang Saksi masih tidak “Apakah benar, bahwa anda Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolongmenerima lima ribu dolar untuk jawab pertanyaan Jaksa.”berkompromi dalam “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkatakasus ini?” kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicaraSaksi tidak menanggapi dengan Anda.”Hakim “Pak, tolong jawabpertanyaan Jaksa.”Saksi kaget “Oh, maaf. Saya pikerdia tadi berbicara dengan Anda.”RujukanKosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/ Yrama WidyaSuherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta PusatKurikulum dan Perbukuan, Balitbang, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta PusatKurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak